Bisakah kira-kira kita menulis artikel sambil bergerak, berlari misalnya? Mustahil, bukan? Kita menulis sambil duduk, terkadang bisa juga sambil berdiri sesekali. Itu pun kalau mengetik tulisan melalui handphone.
Kebanyakan Duduk
Nah, kalau sedang menulis kita akan duduk. Kalau bekerja di kantor juga kita banyak duduk. Jika dihitung-hitung tampaknya kegiatan kita kebanyakan duduk ya, he he he.Â
Sebut saja di kantor bekerja selama 7-8 jam lebih banyak dilakoni dengan duduk terlebih-lebih pekerjaan administratif. Menulis di rumah juga duduk, paling tidak 2 sampai 3 jam untuk membuat sebuah artikel dan blogwalking.
Nah, kalau demikian halnya, berarti kita memang benar-benar kurang gerak. Bayangkan sekitar 10 jam-an waktu kita dalam sehari bekerja sambil duduk. Kita benar-benar kurang gerak.
Kalau kurang gerak berarti sekujur badan jadi lembam, kaku, yang bisa membuat kita semakin  malas bergerak. Seperti mobil yang terlalu lama parkir di garase, jadi sulit dihidupkan. Lebih parah lagi, akinya pun mati lantaran tak pernah dipanaskan.
Bentuk parahnya adalah hadirnya berbagai macam penyakit yang diakibatkan terlalu banyak duduk, kurang gerak ini. Bermacam-macam penyakit bisa muncul, bisa diabetes, meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung, konsentrasi menurun, osteoporosis, dan sebagainya. Ini ancaman yang serius terhadap kesehatan, tentu saja.
Kombinasikan Duduk dan Bergerak
Lalu, apa yang seyogianya kita lakukan? Untuk menghilangkan problem  kurang gerak ini, maka diperlukan tambah gerak. Sderhana saja prinsipnya, bukan?
 Sediakan waktu untuk bergerak. Hindari duduk dan duduk melulu, baik untuk menulis maupun untuk pekerjaan lain mengingat risiko yang mungkin terjadi.