Mungkin sebagian dari kita ketika membaca judul tulisan ini langsung bergumam, berat! Memang, membentuk generasi yang gemar membaca, apalagi suka menulis, tak semudah memasukkan kancing baju ke lubangnya. Dibutuhkan upaya keras bersama secara berkesinambangun untuk bisa mewujudkannya.
Tantangan Media Sosial
Tantangan terberat untuk mewujudkan generasi pembaca dan penulis adalah karena godaan yang datang dari berbagai penjuru yang menerpa generasi muda kita, terutama godaan teknologi yang tak selaras dengan upaya ini.
Generasi muda kita sangat doyan dengan teknologi terutama untuk bermedia sosial. Demikian pula generasi yang lebih mudah lagi, remaja dan anak-anak termasuk di dalamnya. Hari-hari berlalu nyaris tanpa lepas dengan handphone. Lalu, kapan membaca buku? Kapan menulis?
Jika generasi ini dibiarkan terlepas begitu saja dari kebiasaan membaca dan mengekspresikan diri melalui tulisan, bukan tidak mungkin kita akan dapatkan generasi yang nantinya menua yang tak bisa menjadi contoh bagi anak-anak mereka untuk berliterasi dengan baik.
Saya termasuk orang yang sangat prihatin melihat keadaan ini. Tidak banyak generasi muda kita yang doyan membaca buku. Mereka hanya akan membaca karena ada tuntutan tugas membuat laporan, menyusun skripsi, dan sejenisnya. Atau "membaca" status di media sosial.
Pernah suatu saat tatkala saya menjadi pembicara di acara bedah buku, salah seorang mahasiswa yang hadir sebagai peserta bertanya, bagaimana caranya agar kita rajin membaca? Rupanya si mahasiswa ini mengalami kesulitan membangun atau mempertahankan kerajinannya membaca. Ia tahu membaca itu perlu dan penting, tapi membuat kegiatan membaca sebagai sebuah kebiasaan yang kuat masih menjadi tantangan.
Pada saat itu saya menjawab bahwa orang membaca pasti ada tujuan atau maksud di baliknya. "Misalnya, kita tetapkan bahwa dalam 5 tahun ke depan kita harus memiliki referensi pengetahuan di suatu bidang tertentu, di atas rata-rata. Nah, itulah menjadi goal."
"Lalu, kita tekuni kegiatan membaca setiap hari, selaras dengan waktu yang disediakan. Bisa di pagi hari, bisa sore, atau malam hari. Yang penting, alokasikan waktu setiap hari selama sekitar 1 jam untuk membaca buku-buku yang diminati. Boleh pilih, membaca buku cetak (printed) atau buku e-book."
"Kemudian, lihatlah hasilnya saat batas waktu yang ditentukan. Kalian akan mendapatkan diri kaya akan ilmu pengetahuan, jauh di atas mereka yang malas membaca, dan bahkan memiliki kebijaksanaan jika materi buku itu diresapi dan dipedomani dalam kehidupan," komentar saya saat itu.
Dimulai dari Sekolah