Risiko kelima yang dialami oleh orang yang malas membaca adalah ia hanya akan mendapatkan mengerjakan pekerjaan fisik, tak bisa meraih pekerjaan yang mengandalkan pemikiran dan ilmu pengetahuan. Akibat ikutannya, sulit baginya untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi karena keterbatasan pengetahuan dan skill yang dimiliki. Ia hanya bisa mendapatkan pekerjaan-pekerjaan yang mengandalkan kemampuan fisik belaka.
Tak Bisa Menjadi Pemimpin
Risiko keenam bagi mereka yang malas membaca adalah akan sulit baginya membina karier untuk menjadi pemimpin. Mengapa? Untuk bisa menjadi pemimpin, maka orang pada awalnya adalah pembaca yang lahap. "Pada awalnya adalah pembaca, pada akhirnya adalah pemimpin," demikian kata orang bijaksana.
Untuk menjadi pemimpin pada masa kini, orang harus memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas dan dalam. Tidak bisa tidak! Semua itu dibutuhkan agar ia mampu membuat berbagai pertimbangan ketika hendak mengambil keputusan. Nah, jika tak memiliki wawasan dan ilmu yang memadai, bagaimana bisa mengambil keputusan dan memimpin orang lain?
Jadi, daripada menjadi orang bodoh yang selalu tersisih dari kompetisi dan mudah diolok-olok orang lain, lebih baik menjadi orang cerdas dan berilmu pengetahuan yang selalu ditunggu dan digugu.
Untuk itu, kita perlu rajin membaca secara berkesinambungan. "Jangan ada yang lengah. Bisa menyesal nanti,"Â itulah yang saya tekankan kepada anak-anak di rumah.
(Â I Ketut Suweca, 18 Mei 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H