Sahabat kompasiana, mengisi hari Minggu, saya ber-say hello lagi dengan para sahabat semuanya. Semoga semua dalam keadaan sehat-walafiat dalam lindungan Tuhan. Kali ini mari kita berbincang mengenai satu hal, yakni tentang "semua orang adalah guru dan semua tempat adalah sekolah."
Jangan salah, guru dan sekolah saya maksud bukanlah dalam makna denotatif atau makna aslinya, melainkan dalam makna konotatif atau makna yang tersirat dan lebih luas.  Hal ini perlu saya jelaskan di awal agar tidak ada pikiran, "Ah masak begitu sih? Mana mungkin." Tanpa banyak lagi basa-basi, mari kita mulai saja.
Ketika Semua Orang Adalah Guru
Kita sebagai makhluk sosial membutuhkan teman. Bersama teman-teman kita bisa bertumbuh dengan eksistensi sebagai manusia sepenuhnya. Kebutuhan bergaul dengan sesama adalah sifat alami manusia. Manusia tak akan  bisa hidup sendiri tanpa manusia lain.
Nah, dalam rangka mengembangkan seluruh potensinya manusia memerlukan manusia lain. Orang-orang yang bergaul dan bekerja bersamanyalah yang akan membuat manusia bisa mengasah dan mengaktualisasi kemampuan terpendamnya. Sebagai manusia, kita saling belajar satu sama lain.
Nah, untuk bisa maju mencapai kemampuan terbaik, kita semua memerlukan guru. Dan, guru itu tak hanya di sekolah atau di kampus. Kita sudah banyak dididik oleh para guru di lembaga-lembaga pendidikan formal, mulai dari TK, SD, SMP, SMA/K bahkan hingga Perguruan Tinggi. Kita telah menghabiskan banyak waktu untuk menjadi manusia terdidik, menjadi manusia terpelajar.
Tetapi, pada kenyataannya, pendidikan formal saja belumlah cukup. Masih banyak hal di luar pendidikan formal yang harus kita ikuti, kita pelajari. Di mana? Di sekolah kehidupan! Di sekolah kehidupan, kita banyak bergaul dengan berbagai jenis manusia.
Dengan merekalah kita bergaul, kepada merekalah kita bertanya. Kita jadikan setiap orang sebagai guru. Dari situ kita akan mendapatkan pengetahuan, wawasan, dan nilai-nilai kehidupan yang akan membawa kita ke arah yang lebih baik dibanding sebelumnya.
Dalam pergaulan antarmanusia, tak selalu hal-hal positif kita dapatkan. Bisa jadi kita akan menyadap nilai-nilai yang malah merusak diri kita sendiri. Maka, kita senantiasa dianjurkan untuk selalu  berhati-hati dalam memilih pergaulan.
Kata para bijak, bergaulah dengan orang-orang yang tepat. Artinya, bergaulah dengan mereka yang bersedia saling mendorong untuk maju, yang saling mendukung untuk maju, dan saling membantu saat dalam kesulitan. Hindari orang-orang yang menarik kita ke jurang kegagalan dengan mengarahkan kita kepada perbuatan tercela dengan mengiming-imingi "hadiah" yang menggiurkan pada awalnya.
Semua Tempat Adalah Sekolah