Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/628815166707083788/
Perempuan muda berusia seperempat abad itu bernama Wulan. Kini ia sudah berhak menyandang predikat sebagai psikolog. Untuk mendapatkan gelar sebagai psikolog, ia sudah melewati pendidikan S1 Psikologi dan S2 Psikologi Profesi dari universitas yang berbeda. Sebagai seorang psikolog klinis dewasa, ia bertugas melayani klien-kilen yang memiliki masalah kejiwaan.
Wulan telah berhasil menyelesaikan studi master psikologi (S2) dus psikolog (profesi)-nya. Di samping keahlian di bidang itu, Wulan sejatinya juga memiliki talenta lain, yaitu menyanyi. Gadis ini belajar bernyanyi sejak TK di bawah asuhan pelatih yang mumpuni.
Kegemarannya bernyanyi tak hanya saat TK, bahkan berlanjut terus hingga perguruan tinggi. Perjalanannya dalam dunia tarik suara mengantarkannya pada kesertaan dalam berbagai lomba, baik tingkat daerah kabupaten, provinsi, hingga ke tingkat nasional. Bahkan, semasih berstatus sebagai mahasiswa S1 di Universitas Indonesia (UI), dia sempat mewakili Indonesia dalam berkompetisi di level internasional di Busan, Korea Selatan, dan berhasil meraih medali emas (gold medal) bersama group-nya.
Wulan tidak melulu meminati psikologi dan menyanyi. Ia juga sangat doyan berlatih meditasi dan yoga. Tanda-tanda ketertarikan pada meditasi sudah tampak sejak masih remaja. Usai sembahyang, dia tak pernah lupa duduk hening selama minimal 30 menit di tempat suci. Hingga kini ia terus-menerus meningkatkan kemampuan meditasi dan yoga bersama sebuah group yoga yang diikutinya. Kalau hal ini ditekuni terus, tentu dia bakal memiliki keahlian juga di bidang ini.
Keuntungan Multikompetensi
Dengan kisah di atas, anak perempuan ini memiliki keahlian sebagai psikolog, mempunyai kemampuan yang teruji di bidang tarik suara, dan sedang mengembangkan kemampuannya di bidang yoga dan meditasi. Ketiga kompetensi ini, bisa menjadi bekalnya di masa depan. Jika semuanya berkembang dan dikembangkan dengan baik, maka bisa dipastikan semuanya mengarah ke multitasking.
Wulan hanyalah salah satu contoh. Barangkali kita dan orang-orang di sekitar kita, sudah memperlengkapi diri dengan dua, tiga, atau lebih keterampilan/keahlian. Ada beberapa keuntungan yang bisa dipetik dengan multikompetensi ini.
Pertama, kita bisa mengembangkan dan menggunakan keahlian itu untuk mewujudkan jati diri. Di mana kompetensi kita, maka di situlah jati diri yang bisa kita tunjukkan kepada dunia sekitar.
Kedua, jika kehilangan pekerjaan di salah satu kompetensi, kita masih bisa menggunakan kompetensi kedua, ketiga, dan seterusnya untuk mencari nafkah. Keterampilan dan keahlian yang tinggi sangat dihargai di banyak tempat, di masa kini dan di masa datang.
Ketiga, jika semua kompetensi itu bisa dijalani dengan baik niscaya kita akan mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Dengan multikompetensi, kita bisa mengambil beberapa pekerjaan (multitasking) sehingga pendapatan yang diperoleh pun bersumber dari semua kompetensi ini. Tidak akan melaratlah.