Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/306878162110119295/
Kurniawan berpikir keras. Atasannya baru saja menyampaikan informasi penting. Informasi yang berprospek cerah. Betapa tidak.Â
Setelah lebih dari 8 tahun berkarier di perusahaan tempatnya bekerja, ia ditawarkan posisi setingkat lebih tinggi. Tetapi, penugasannya di Jakarta. Jabatan yang ditawarkan ini  tidak ada di daerah. Satu-satunya pilihan, dia harus berangkat ke Jakarta.
Berpindah-pindah Penugasan
Pengalamannya di perusahan swasta besar ini telah membawanya berkeliling daerah. Paling tidak ada 5 kota pernah menjadi tempatnya mangkal ketika dia bertugas.Â
Satu-dua tahun di satu daerah, lalu pindah. Demikian seterusnya dari daerah satu ke daerah lainnya. Kepindahan-kepindahan yang berulangkali ini membuatnya terus-menerus berpisah dengan keluarga, istri dan buah hatinya.
Lalu, ketika tawaran dengan posisi setingkat lebih tinggi diberikan, apa keputusan Kurniawan? Lama sekali ia bertimbang-timbang bersama istrinya.Â
Ditelaah kemungkinannya, dibahas positif dan negatifnya, dipertimbangkan untung-ruginya. Untuk maklum, istrinya tak bisa mengikutinya berpindah-pindah karena harus mengurus usaha yang belum lama dirintis, namun cepat berkembang.
Memilih Keluarga
Akhirnya, Kurniawan memutuskan untuk tinggal di rumah saja, di Denpasar. Dia tak memilih Jakarta sebagai basecamp-nya. Apalagi istrinya sudah berhasil mengembangkan usaha hingga memiliki lima cabang yang permodalan diusahakannya berdua dari sejak awal.Â
Apalagi, ia juga dikaruniai satu anak lagi, seorang putri cantik yang kini berusia 4 bulan. Anaknya yang pertama, laki-laki, berusia 4 tahun, juga membutuhkan kasih sayangnya.