Teringat semasih anak-anak, Â saya sering menikmati dongeng dari kakek. Beliau pintar sekali bercerita, sehingga kami para cucunya seringkali larut dalam alur cerita. Cerita kakek sering kami nikmati menjelang tidur malam.Â
Karena zaman dulu tidak banyak hiburan, maka menikmati cerita dongeng adalah hal yang istimewa.Â
Zaman itu, pertunjukan rakyat yang banyak dikenal masyarakat tak lebih dari tiga, yakni wayang kulit, arja, dan drama gong. Itu pun sangat jarang dipentaskan. Kalau pun ada pementasan, lokasinya jauh dari rumah, tak bisa dengan berjalan kaki, misalnya.
Menikmati dongeng tempo doeloe merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan sekaligus istimewa. Ini menjadi cara  memberikan asupan rohani kepada nak-anak, disadari atau tidak.Â
Akan tetapi, pada zaman sekarang apakah mendongeng masih relevan? Soal cerita-cerita dongeng dan cerita jenis lainnya, saya yakin, tidak sulit diperoleh. Bisa dibaca melalui buku-buku atau dari internet. Tentang materi dongeng tak menjadi soal. Hanya, mesti pintar-pintar memilihnya.
Kalau ditelaah lebih jauh, mendongeng atau membacakan dongeng melalui buku oleh para orangtua, ada banyak sekali manfaatnya, baik bagi orang tua sendiri  maupun bagi si buah hati. Mari kita lihat:
Pertama, dengan mendongeng, Â orangtua-- baik ibu maupun ayah, bisa lebih dekat lagi secara emosional dengan si buah hati. Anak-anak merasakan kedekatan batin dengan orangtua. Demikian pula halnya dengan orangtua, mereka bisa menumpahkan kasih sayangnya kepada sang anak melalui dongeng.
Kedua, dengan mendongeng, Â orangtua bisa membentuk karakter yang baik pada anak. Hampir seluruh dongeng mengandung pesan-pesan moral di dalamnya. Ada karakter baik, ada karakter buruk, dengan akibat-akibatnya.Â
"Mendengar dan membaca dongeng atau cerita menyebabkan mereka mengetahui berbagai kosa-kata yang akan berguna dalam pertumbuhan literasi mereka kelak."
Dari dongeng, anak-anak-- melalui panduan orang tua-- bisa memahami mana sifat dan perilaku yang baik sehingga pantas ditiru, mana pula sifat dan perilaku yang tercela yang harus dihindari. Jadi, pendidikan karakter langsung dari orangtua terpenuhi melalui kebiasaan mendongeng.
Ketiga, dengan membacakan dongeng, rasa ingin tahu anak akan terstimulasi dan tersalurkan. Mereka bahkan mungkin ingin mendapatkan cerita-cerita berikutnya.Â