Pensiun. Istilah ini sudah jamak dikenal. Makna "pensiun" adalah sudah menyelesaikan tugas secara paripurna, entah di perusahaan swasta maupun di instansi pemerintahan.Â
Semua orang pasti pensiun, hanya tinggal menunggu waktu. Pertambahan usia membawa orang semakin dekat dengan masa pensiun. Kemudian, pada akhirnya tibalah masa pensiun itu, di depan mata!
Lalu, bagaimana menyikapinya sebelum pensiun dan saat pensiun tiba? Apakah pensiun itu perlu dirisaukan benar? Atau, kita memilih tenang-tenang saja? Ada banyak pendapat bagaimana sebaiknya kita menyikapi masa pensiun yang sudah menjelang bahkan sudah mulai dijalani.
Berikut ini saya sampaikan beberapa tips yang, mudah-mudahan, cukup komplit dan bermanfaat bagi siapa saja yang akan memasuki masa pensiun, entah pensiunnya masih terbilang jauh maupun yang sudah relatif dekat. Â Bahkan, sebagian tips ini barangkali juga bisa dimanfaatkan oleh mereka yang sedang menjalani masa pensiun.
Pertama, persiapan mental. Posisi pensiunan tentu akan sangat berbeda dengan posisi waktu bekerja. Jika seseorang saat bekerja, karena prestasinya sehingga berhasil menjadi pimpinan, biasanya ia akan dihormati.Â
Masuk kantor diantar dengan mobil bagus, demikian pula saat bertugas, dan pulang kantor. Para karyawan tidak lupa mengucapkan "selamat pagi" sambil sedikit menundukkan kepala. Mereka pun siap menerima perintah. Fasilitas yang diperoleh pun relatih lebih bagus dibanding karyawan biasa.
Mereka yang dalam posisi seperti ini saat di kantor, ketika pensiun seyogianya mempersiapkan diri lebih awal dan lebih intensif. Artinya, ia harus sedikit demi sedikit menyesuaikan diri untuk menjadi masyarakat pada umumnya.Â
Sebab, ketika sudah pensiun, tak akan lagi orang yang mengantar dan menjemput dengan mobil dinas, tak ada lagi yang mengatakan "selamat pagi," dan tak ada pula pelayanan istimewa lainnya seperti yang dinikmatinya saat masih aktif bertugas dinas.Â
Ia benar-benar harus berusaha menjadi warga masyarakat biasa. Ia pun harus berhati-hati dengan ancaman post-power syndrome: penderitaan hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu. Â
Kedua, persiapan finansial. Hal ini sangat penting untuk dipersiapkan sejak jauh-jauh hari, bahkan jika bisa, sejak diangkat menjadi pegawai/karyawan. Menyisihkan penghasilan untuk ditabung/diinvestasikan adalah sangat dianjurkan.Â
"Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit," demikian sebuah anjuran, yang maknanya agar kita selalu ingat untuk menyisihkan sebagian (kecil) dari penghasilan untuk mempersiapkan masa depan, termasuk masa pensiun.