Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pensiunan, Habis Manis Sepah Dibuang?

9 November 2019   16:03 Diperbarui: 9 November 2019   16:17 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada banyak pensiunan PNS yang harus berjuang keras menghidupi diri dan keluarganya padahal usianya sudah uzur dan mulai sakit-sakitan. Benarlah seperti yang dikatakan Pak Warman, pensiunan PNS kerap menjadi bagian dari warga miskin. Hanya mereka tidak mengeluh, tetapi memilih bergulat untuk mendapatkan penghasilan dengan kondisi yang tak lagi prima untuk melanjutkan sisa hidup.

Jika diteliti lebih jauh, mungkin jauh lebih banyak pensiunan yang mengalami kesulitan dalam hidupnya karena masalah pendapatan yang sangat kecil ini. Di sekitar pembaca mungkin juga ada.

Beberapa Saran
Oleh karena itu, ada baiknya memang pemerintah mengkaji ulang aturan mengenai pensiunan ini sehingga di masa depan pensiunan bisa hidup lebih baik dari uang pensiunan yang diterimanya dan tidak terpuruk menjadi warga yang berada di bawah garis kemiskinan.

Ada baiknya juga para PNS yang usianya relatif lebih muda dan masih jauh dari waktunya pensiun, sudah mempersiapkan tabungan pensiun atau investasi lainnya. Misalnya dengan "memaksa" diri menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan untuk ditabung atau diinvestasikan. Dengan demikian, saat usia pensiun tiba, mereka bisa relatif aman dari masalah keuangan.

Tak ada salahnya juga para calon pensiunan--yang kurang lebih 5 sampai 3 tahun menjelang pensiun, mempersiapkan aktivitas dan usaha-usaha tertentu yang bisa menopang biaya hidupnya sendiri dan keluarga yang mungkin masih harus ditanggung, sekaligus untuk selalu giat beraktivitas agar semangat hidup tetap terjaga.

(I Ketut Suweca, 9 November 2019).   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun