Setiap orang tentu pernah mendengar kata "bahagia." Bukan hanya mendengar, bahkan mengucapkannya juga pada banyak kesempatan. Kita mungkin juga pernah mendengar kata "sejahtera." Tak melulu mendengarnya, bahkan acapkali mengucapkannya. Lalu, apakah "bahagia" dan "sejahtera" itu setali tiga uang?
Dalam persepsi saya, kata "sejahtera" lebih bernuansa ekonomi. Artinya, tingkat kesejahteraan hidup seseorang lebih diukur pada kemampuan ekonominya. Orang disebut sejahtera, apabila sandang, papan, dan pangannya sudah memadai, lebih dari cukup.
Bagaimanakah dengan konotasi kata "bahagia?" Bahagia, menurut saya, lebih pada keadaan rohani, suasana batin yang ada di dalam hati setiap invividu. Keadaan rohani itu tak bisa diukur dengan seberapa tingkat kekayaaan seseorang.Â
Kebahagiaan bisa menjadi milik setiap orang, apakah ia termasuk orang berpunya atau tidak. Artinya, kendati pun seseorang tak memiliki banyak uang dan harta benda, boleh jadi dia berbahagia hidupnya. Mengapa? Karena rasa bahagia itu adalah suasana batin yang ada di dalam!
Jika diminta memilih, apakah kita memilih hidup bahagia atau sejahtera? Kalau harus memilih, maka kemungkinan yang terpilih adalah hidup bahagia. Apa gunanya kekayaan--sebagai simbol dari kesejahteraan--apabila hidup tidak bahagia? Selalu berada di bawah tertekan, terkungkung, teraniaya, tak bebas mengekspresikan diri, misalnya.
Menjadikan Hidup Lebih Bahagia
Baiklah, kita cukupkan dulu diskusi tentang kebahagiaan dan kesejahteraan itu. Mari kita lanjutkan dengan pembahasan berikutnya, yakni tentang bagaimana kita bisa hidup lebih bahagia.Â
Pertanyaannya adalah, apakah Anda sudah merasa bahagia hingga saat ini? Berbahagialah jika Anda merasa berbahagia, sekarang. Kebahagian hidup adalah tujuan, bukan kekayaan.Â
Sebab, dengan apapun kita perjuangkan kekayaan sebagai bentuk kesejahteraan itu, akan selalu ada kurangnya. Kekayaan itu unlimited. Benarkah? Oleh karena itu, yang kita butuhkan adalah hidup bahagia.
Jika Anda merasa hari ini tidak atau kurang bahagia, mari kita rajut kebahagiaan itu dengan usaha, dengan upaya. Sebab, tanpa usaha atau upaya, kebahagiaan itu tidak akan datang dengan sendirinya. Walaupun kebahagiaan itu bentuknya intangible alias tak kasat mata, namun ia sangat kita butuhkan dalam menjalani kehidupan yang bermakna.
Membuat Catatan Syukur Setiap Hari