Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Berbicara dengan Tembok

7 Februari 2019   19:30 Diperbarui: 8 Februari 2019   15:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarin kau bukan tembok

Tubuhmu terdiri dari daging, tulang, darah, dan rambut

Aku masih ingat rambutmu yang hitam pekat, lurus berkilau

Di dalamnya ada jiwa yang hidup

Yang selalu tersenyum menyapa hari

Tapi, hari ini tiba-tiba kau menjadi tembok

Tak berkuping, tak bermata, tak berhati

Tak mendengar, tak melihat, tak merasa

Kau terdiri dari batu-bata, pasir, dan semen

Yang dipadu menjadi satu

Bagaimana kau bisa mendengarkanku lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun