Orang menyebut talenta identik dengan bakat, passion, minat terbesar, dan lainnya. Inti maknanya sama saja, tapi mungkin ada juga sedikit bedanya, tipis-tipis. Tak peduli apa pun sebutannya, talenta dimaksudkan sebagai potensi genetis yang dibawa sejak lahir yang butuh dikembangkan.
Pengembangan talenta mutlak perlu melalui lingkungan, pendidikan, dan kondisi yang berkesesuaian. Jika tak dikembangkan, talenta tidak akan berarti apa-apa. Ia hanya akan menjadi sekadar potensi terpendam. Percumalah seseorang memiliki talenta tertentu namun tidak dikembangkan lebih jauh untuk menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan.
Menemukan Minat Terbesar
Baiklah, kita mulai dengan bagaimana menngenali talenta atau bakat itu. Setiap orang normal, diyakini, memiliki satu atau lebih bakat. Ada yang berbakat menari, berbakat menyanyi, mengarang, berbisnis, dan sebagainya.
Di antara beberapa bakat tersebut, terdapat satu atau dua yang menonjol. Bakat dimaksud merupakan potensi yang memiliki grade tertinggi dibanding talenta lainnya. Lalu, bagaimana menemukannya dalam diri sendiri atau orang lain?
Pendekatan ilmu psikologi modern sudah tentu dapat menjawab pertanyaan ini melalui sejumlah test yang dilakukan. Akan tetapi, menurut penulis, ada cara mudah untuk mengenali bakat seseorang. Di antaranya dengan mengajukan pertanyaan: pekerjaan apa yang paling diminati, yang sering membuat lupa waktu saking asyiknya, yang membuat hati senang-gembira, yang keberhasilannya membuat kagum orang lain, Â yang kendati pun misalnya tidak dibayar tetap setia mengerjakannya?
Tinggal menjawab pertanyaan gabungan tersebut. Kita akan menemukan jawaban yang mengerucut pada satu atau dua pekerjaan atau kegiatan tertentu. Nah, kalau sudah seperti itu, maka dapat diyakini di situlah talenta kita berada.
Pengujian sederhana terhadap talenta di atas akan segera memberi jawaban tentang apa atau di mana sesungguhnya bakat atau minat terbesar seseorang. Anda boleh test diri sendiri atau kawan terdekat. Asal terbuka dan bersedia menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur, maka jawabannya akan segera ditemukan: ada orang  memiliki minat besar di bidang olahraga, kesenian, atau bisnis dengan spesifikasi masing-masing.Â
Mengembangkan Bakat
Setelah bakat ditemukan, bagaimana mengembangkannya? Pertama, tetaplah berkomitmen pada niat untuk "mengencani" bakat Anda. Jangan mudah terkecoh dengan tawaran yang memberikan iming-iming imbalan uang atau lainnya. Fokuslah berkegiatan di bidang yang Anda minati itu. Bergembiralah di situ, nikmatilah prosesnya.Â
Kedua, dalami bidang pilihan Anda tersebut dengan sungguh-sungguh. Serius! Jangan sekadar menjalaninya, melainkan gali secara mendalam, eksplorasi kemampuan Anda. Bila perlu, ikuti pelatihan atau kursus yang berkesuaian. Asah terus pengetahuan atau keterampilan Anda.Â
Ketiga, bergaullah dengan orang-orang yang sudah sukses di bidang yang Anda pilih. Bertanya dan bergurulah kepada mereka. Tentu mereka akan bersedia menjawab pertanyaan Anda.
Keempat, hadapi setiap kesulitan dengan sabar. Kendati pun Anda sudah berada di ruang lingkup talenta, bukanlah berarti segala sesuatunya akan menjadi mudah secara otomatis. Ketika kesulitan sewaktu-waktu datang, tetaplah di ranah Anda, dan atasi. Melalui kesulitan demi kesulitan, maka Anda akan banyak belajar.Â
Kelima, tetap konsisten pada talenta Anda. Artinya, jangan berpaling dan teruslah berusaha mengembangkannya sampai keberhasilan demi keberhasilan bisa tercapai. Jangan lupa merayakan setiap keberhasilan tersebut
Keenam, untuk berkembang dengan speed yang lebih baik, jangan hanya bekerja sendiri. Libatkan orang lain untuk membantu Anda. Suatu keberhasilan baru bisa maksimal dicapai apabila ada kerjasama atau kolaborasi banyak pihak yang saling mendukung  dan menguatkan.
Sinergitas antarkomponen sangat penting. Hindari one man show. Perkuat networking dengan berbagai pihak. Dan, jangan lupa untuk selalu peduli terhadap lingkungan sekitar.Â
Selamat menemukan talenta dan mengembangkannya hingga berhasil.
(I Ketut Suweca, 9 Januari 2019).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H