Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar Menulis dari Koran Kompas

9 Januari 2019   09:44 Diperbarui: 9 Januari 2019   09:58 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Belakangan ini banyak media bermunculan. Tidak melulu cetak, bahkan juga media elektronik dan online. Pilihan pembaca menjadi semakin beragam. Pembaca dapat memilih media sesuai dengan kemampuan dan peminatannya.

Koran Kompas merupakan salah satu pilihan itu. Saya adalah pembaca setia Kompas cetak sejak lama. Rubrik yang saya sukai cukup beragam. Biasanya, saya akan mulai membaca secara sekilas seluruh halaman. Baru setelah itu kembali ke halaman pertama dengan membaca lebih detail. Yang tak pernah saya lewati adalah halaman 6 yang ada Tajuk Rencana dan Opini-nya, dan halaman Pendidikan dan Kebudayaan di halaman 9.  Begitulah biasanya.

Saya sudah lupa kapan awalnya menikmati koran nasional ini. Bahkan, sekarang, kalau tidak dapat membaca Kompas cetak sehari saja, rasanya ada sesuatu yang kurang. Membaca koran Kompas pada sore hari sepulang kantor sambil ngopi, aduhai senangnya. Ini pengakuan apa adanya lho, he he he. Lalu, apa kaitan membaca Kompas dengan dunia tulis-menulis?

Pengetahuan bertambah

Untuk menulis dengan baik kita perlu banyak membaca. Itu sudah seharusnya. Dengan membaca secara berkesinambungan dan konsisten, niscaya pengetahuan kita akan bertambah. Kita harus "mempunyai" terlebih dahulu sebelum kita memutuskan untuk "membagikan." Apa yang akan kita bagi kepada orang lain, kalau kita tidak punya sesuatu yang layak dibagi? Oleh karena itulah, kegiatan membaca menjadi penting dan strategis sebelum kita memutuskan untuk menulis atau menjadi penulis.

Kembali ke koran kesukaan saya, Kompas. Media yang mulai terbit sejak 28 Juni 1965 ini menghadirkan banyak sekali pengetahuan baru setiap harinya. Baik berbentuk berita, opini, feature, dan sebagainya. Jika tekun membaca, bakal banyak pengetahuan yang kita peroleh. Apalagi kegiatan membaca dilakukan secara berkelanjutan dari tahun ke tahun. 

Wawasan kita akan berakumulasi sedemikian rupa sehingga kita jadi lebih "kaya." Hal ini tentu sangat berguna untuk kemajuan di dunia tulis-menulis yang kita tekuni. Tentu saja, tak semata-mata dari satu koran kita akan menyerap pengetahuan, bahkan juga dari berbagai media/sumber lainnya.

Belajar teknik menulis

Di samping mendapatkan pengetahuan yang berkesinambungan, dari membaca Kompas saya juga belajar tentang bagaimana menulis dengan baik. Misalnya, bagaimana menyusun kalimat dan alinea yang efektif,  bagaimana memanfaatkan dan menggunakan tanda baca secara cermat, dan bagaimana memanfaatkan gaya berbahasa yang sesuai. Selain itu, saya juga bisa belajar kosakata. 

Semakin banyak perbendaharaan kata yang kita miliki, semakin leluasa kita mengekspresikan gagasan ke dalam bentuk karya tulis. Karya kita pun akan lebih variatif dan cermat dalam pilihan kata sehingga  lebih enak dibaca.

Oleh karena itu, mari kita banyak membaca. Membaca koran Kompas, salah satunya. Pelajari isinya dan cara wartawan atau penulis menuangkan gagasan melalui bahasa tulis. Semoga dengan demikian wawasan kita terus bertambah dan kemampuan menulis pun semakin berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun