Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dengan Berbagi, Hidup Lebih Berarti

4 Januari 2019   18:39 Diperbarui: 4 Januari 2019   18:50 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembaca mengenal nama Jack Ma? Benar, ia adalah pemilik pemilik perusahaan Alibaba dan sejumlah perusahaan lain yang berbasis internet. Dalam sebuah rekaman video yang sangat menginspirasi, ia mengatakan bahwa dalam hidup ini kita harus memiliki semengat berbagi. 

Jack Ma mengingatkan para pendengarnya untuk tidak lupa membantu orang lain. Ia berpandangan, mereka yang sudah berhasil dalam hidupnya, seharusnya lebih peduli lagi kepada orang lain. Alasannya, usia dan hidup yang dikaruniai Tuhan akan menjadi lebih bermanfaat dengan membantu orang lain.

Apa yang Dibagi?

Lalu, apa yang hendak dibagi? Apa yang kita miliki, itulah yang kita bagikan kepada siapapun yang membutuhkan bantuan. Kita tak mungkin memberikan orang lain sesuatu yang tidak kita miliki. Jika hidup berkecukupan harta, maka hartalah yang dibagi. Jika hidup sudah cukup berilmu, maka ilmu pengetahuanlah yang dibagikan kepada orang lain. 

Jika tak punya cukup harta dan ilmu, apa yang dibagi? Boleh tenaga, boleh pemikiran. Yang penting kita bisa berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain, terlebih-lebih bisa bermanfaat bagi generasi penerus bangsa ini. Ingatlah selalu bahwa kita tidak bisa berbagi setelah mati. Kita tidak bisa berbuat kebaikan saat di dalam tanah! Maka, selagi diberikan kesempatan hidup, saat inilah kita usahakan agar bisa bermanfaat bagi orang lain.

 Ajakan pemilik perusahaan Alibaba tersebut barangkali bisa mengingatkan kita untuk tidak egois menjalani hidup dengan melulu mementingkan diri sendiri, bahkan sama sekali tanpa mempedulikan orang lain : senantiasa berpikir dan bertindak hanya untuk  memperoleh sesuatu sebesar-besarnya, kendati merugikan orang lain. 

Orang mengandaikan perilaku rakus seperti ini, seperti orang  berenang dengan gaya katak. Tangan dan kaki menyepak-nyepak ke kiri ke kanan! Orang yang semacam ini hanya ingin menang sendiri, senang sendiri, bahagia sendiri.  Tetapi, adakah kebahagiaan yang bisa dimonopoli?

Hukum Sebab Akibat

Dengan berbagi kita tak akan berkekurangan dalam hidup ini, apalagi jatuh miskin. Tidak akan Dengan berbagi, maka di dalam pikiran, bahkan jauh di pikiran bawah sadar, kita akan merasa hidup berkecukupan dan hidup menjadi indah dan berguna karena bisa menolong sesama. 

Orang yang memberi pasti akan menerima. Ini hukum sebab-akibat yang tak bisa disangkal. Maka, berilah dengan ikhlas hati. Yakinilah bahwa Tuhan akan membalas karma setiap orang dengan pahala yang setimpal. Jangan pernah menyangsikan ini.

Kebahagian hidup hanya bisa didapat dari berbagi kebaikan untuk sesama. Tak ada jalan lain. Mengapa? Karena, kebahagian hakiki dalam hidup ini tercipta pada saat kita bisa ikut aktif membuat orang lain berbahagia.  Mari kita kumpulkan rejeki, tapi jangan lupa sekian persen untuk dibagikan. Mari kita kumpulkan ilmu, tapi jangan lupa untuk diteruskan kepada generasi penerus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun