Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan Jurusan yang Sesuai dengan Minat dan Bakat

23 Februari 2013   18:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:49 2862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, para pelajar kelas XII SMA tengah bersiap-siap memasuki perguruan tinggi. Mereka sedang berjuang untuk menemukan perguruan tinggi yang cocok. Mereka harap-harap cemas: bisakah menembus perguran tinggi idaman? Belum lagi persoalan pilihan jurusan: pilih jurusan apa ya? Untuk membantu calon mahasiswa memasuki bangku perguruan tinggi, berikut penulis hadirkan tips yang barangkali bisa sedikit membantu.

Pertama, pilihlah perguruan tinggi yang terakreditasi. Maka, cek identitas perguruan tinggi yang dituju. Mengapa penting akreditasi itu? Dengan akreditasi, ukuran mutu perguruan sudah bisa dipastikan. BAN-PT yang ditunjuk untuk mengurusi hal ini. Bagaimana kalau tidak atau belum terakreditasi? Pada dasarnya sih, terserah sang calon mahasiswa. Hanya, saran saya, pilihlah yang berakreditasi A atau B. Pada saat melamar pekerjaan kelak setelah tamat, soal akreditasi ini acapkali menjadi pertimbangan bagi para user. Maka, pilih yang teakreditasi sejak awal.

Kedua, pilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat. Jangan pernah memilih jurusan yang tidak sesuai dengan talenta dan minat. Kalau salah pilih jurusan, perkuliahan yang dijalani bakal terasa sangat berat. Sang mahasiswa tidak akan termotivasi untuk belajar, apalagi untuk menuntaskan pelajaran hingga tamat. Sungguh tidak nyaman melakukan dan mempelajari sesuatu yang tidak/kurang disukai. Ada banyak contoh mereka yang salah pilih jurusan, sehingga sebagian dia antaranya terpaksa beralih ke jurusan lain, belakangan. Atau, bahkan menjadi mahasiswa drop out. Rugi waktu, biaya, pikiran, dan tenaga. Kalau sudah terlanjur, mau bilang apa? Hanya ada dua pilihan: bertekun menyelesaikannya atau keluar.

Persoalannya, bagaimana menemukan bakat dan minat? Tanyakan kepada sang ahlinya. Tanyakan kepada konselor atau psikolog. Juga, temukan ‘suara hati nurani’ sendiri. Pada umumnya, orang akan merasakan ada satu atau dua mata pelajaran yang demikian menarik untuk ditekuni. Prestasi yang dicapai pada mata pelajaran itu pun demikian baiknya dari waktu ke waktu. Sang pelajar merasakan, kalau menekuni pelajaran ini, waktu terasa begitu singkat, bahkan sering lupa waktu. Inilah ciri-ciri orang menemukan passion-nya. Tapi, untuk lebih meyakinkan, lakukan konsultasi dengan konselor atau psikolog.

Ketiga, jangan tergoda dengan jurusan yang dipandang hebat. Misalnya, kuliah di teknik atau di kedokteran. Para orang tua tentu ikut merasa bangga kalau anaknya kuliah di salah satu dari kedua jurusan itu. Sesungguhnya ini pilihan yang bagus, tentu saja. Tapi, kalau si anak tidak berminat, ya jangan pernah dipaksa masuk jurusan teknik atau kedokteran. Tanyakan kepadanya, jurusan mana yang paling diminati. Contoh, anak saya tertarik dengan dunia psikologi, agama, dan dan hal-hal yang bernuansa spiritual. Indikasinya, ia selalu suka menikmati buku-buku seputar topik itu. Akhirnya, ia memilih psikologi, jurusan yang sangat sesuai dengan minatnya. “Pokoknya jurusan psikologi. Nggak mau yang lain,” katanya bersikukuh ketika ditawarkan beberapa alternative pilihan.

Keempat, jangan pula terlalu tergoda dengan pasaran kerja di masa depan. Ingatlah, trend pekerjaan favorit sering berubah. Jurusan yang saat ini tak kondang di pasaran, mungkin saja 4-5 tahun lagi banyak dicari di pasar kerja. Sebaliknya, jurusan yang favorit dan diramaikan oleh permintaan pasar saat ini, belum tentu seperti itu keadaannya di masa depan. Jadi, pasaran kerja setiap jurusan sering berubah-ubah sejalan dengan perkembangan zaman. Dan lagi, kalau suatu jurusan pilihan ditekuni dengan baik dan penuh keuletan, niscaya nanti akan didapatkan pasarnya sendiri.

Kelima, perhatikan kemampuan, baik kemampuan keuangan maupun prestasi belajar. Terkait dengan kemampuan keuangan, perhatikan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu jurusan. Apakah ada kemampuan? Semakin favorit sebuah jurusan, cenderung kian mahal “harga”-nya. Di sini sering berlaku hukum pasar: hukum permintaan dan penawaran. Di samping itu, prestasi belajar saat SMA juga mesti diperhatikan secara seksama. Pertimbangkan kemampuan dalam pelajaran dengan perguruan tinggi dan jurusan yang dipilih. Usahakan agar menemukan perguruan tinggi dan jurusan yang sepadan dengan kemampuan diri. Hal ini penting untuk memperlancar proses studi kelak. Hindari ambisi yang terlalu terlalu tinggi (ambisius). Ukurlah, sesuaikan dengan kemampuan keuangan (termasuk kemungkinan mendapatkan beasiswa) dan prestasi belajar. Langkah awal yang benar sangatlah penting untuk memastikan kemantapkan langkah-langkah berikutnya.

Selamat menggapai asa untuk para calon mahasiswa. Semoga berhasil menemukan pilihan terbaik.

( I Ketut Suweca , 23 Februari 2013).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun