Untuk kepentingan studi, saya harus berkeliling Bali mengumpulkan data. Seluruh kabupaten/kota di Pulau Dewata saya singgahi: Buleleng, Bangli, Klungkung, Jembrana, Bangli, Denpasar, Badung, Klungkung, dan Gianyar. Untuk mendapatkan data awal itu, saya menghabiskan waktu selama 8 hari. Melakukan perjalanan dengan mobil sungguhmenyenangkan, sekaligus melelahkan. Menyenangkan, karena bisa tour keliling untuk mengetahui lebih banyak tentang wilayah ini. Melelahkan, karena ternyata duduk di kendaraan berlama-lama membuat kaki pegal dan leher belakang terasa sakit.
Sebagai catatan penting, banyak sekali bantuan yang saya dapatkan dari para pejabat/pegawai pemerintah daerah yang saya temui. Mereka, rata-rata, sangat responsif terhadap kehadiran dan permohonan saya. Bahkan, kadangkala kami merasa begitu cepat akrab. Mereka semua sangat membantu, bahkan menyatakan kesiapan membantu untuk penggalian data lapangan selanjutnya. Sebuah keadaan yang bertolakbelakang dengan anggapan negatif banyak orang bahwa birokrasi itu ruwet dan bertele-tele.
Ternyata perjalanan itu bisa menjadi ajang silaturahmi dan reuni kecil juga. Betapa tidak, beberapa pejabat yang saya temui ternyata adalah sahabat lama saya. Ketika bertemu, kami kangen-kangenan sambil mengenang masa bersama dulu. Di antara sahabat yang kini jadi pejabat di sejumlah instansi itu dulunya adalah rekan di organisasi, seperti di organisasi beladiri, organisasi kepemudaan atau teman sekampus. Selebihnya, adalah sahabat yang baru saja saya kenal pada perjumpaan pertama.
Dalam perjalanan itu, tak hanya saya dapatkan data. Saya temukan juga makna sebuah persahabatan. Ternyata, sahabat-sahabat itu demikian baik. Mereka sangat membantu tercapainya tujuan saya. Bahkan beberapa diantaranya menawarkan bantuan lanjutan ketika nantinya saya melakukan penelitian lapangan. “Pak Ketut, kalau ada keperluan data apapun nanti, saya dan teman-teman disini siap membantu. Ini nomor handphone saya. Hubungi saya kalau Pak perlu sesuatu,” begitulah ucapan salah seorang dari mereka. Saya yakin seyakin-yakinnya, kata-kata itu keluar dari hati yang tulus.
Ternyata pertemanan itu indah. Pertemanan itu saling menolong. Pertemanan itu menyemangati. Pertemanan itu memuluskan jalan. Pertemanan itu pun jelas-jelas bisa mempermudah pencapaian tujuan. Saya telah temukan makna sebuah persahabatan! Dalam hati saya bersyukur dikaruniai Tuhan sahabat-sahabat lama dan teman-teman baru yang begitu baik.
Seperti teman-teman di dunia nyata, saya pun dikaruniai Tuhan sahabat-sahabat di dunia maya melalui media kompasiana. Semoga tali persahabatan kita di sini pun makin erat dan bisa berguna bagi kemajuan bersama.
( I Ketut Suweca , 13 Februari 2012).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H