Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Djenar Maesa Ayu: Inspirasi Tidak Bisa Dicari!

14 Januari 2012   03:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:55 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku duduk di sofa ruang tamu setelah usai mengerjakan pekerjaan terkait studiku. Aku ngobrol bersama istri sambil nyeruput secangkir kopi. Kopi hangat yang ditemani  dua potong kue basah menjadi begitu nikmat disantap saat  udara dingin seperti saat ini.

Hujan masih mengguyur bumi . Satu jam berlalu, tapi belum juga reda. Tetesan-tetesan  airnya yang ditiup angin  membasahi teras rumah.

Tiba-tiba petugas pengantar koran datang. Seperti biasa, ia membunyikan bel sepeda motornya. Aku bergegas menuju pintu pagar rumah untuk mengambil koran Kompas yang kami langgani sejak 7 bulan terakhir.

“Hujan-hujan Pak. Nggak tunggu reda dulu?” sapaku kepada pengantar koran itu.

“Ya, gimana lagi, harus diantar, biar nggak kesiangan Pak,” sahutnya.

Ia pun dengan cepat mengeluarkan koran dari bawah jas hujan dan menyerahkannya kepadaku. Kuterima koran itu dan melindunginya dari basah dengan memasukkan di balik baju yang kupakai. Tak lupa kusampaikan terima kasih kepada pengantar koran yang berdedikasi itu. Kuberlari masuk kembali ke rumah.

“Mandilah dulu,” kata istriku tiba-tiba.

“Sebentar saja,” sahutku seraya mulai membuka koran itu halaman demi halaman.

“Pa, sebaiknya mandi dulu, nanti setelah mandi, baru baca koran,” saran istriku yang hafal dengan kebiasaaku kalau sudah membaca koran atau buku, acap  lupa segalanya, he he he.

“Ya, iya, lihat judul-judulnya saja dulu,” kataku sekenanya.

Eh, ada yang menarik perhatianku.  Pada halaman 32, Kompas edisi Sabtu, 14 januari 2012, tertera judul Djenar Maesa Ayu Ketagihan Menulis.   Biasalah, kalau artikel atau pembicaraan tentang tulis-menulis  so pasti selalu menarik perhatianku.

Novelis  ngetop, Djenar Maesa Ayu, bakal meluncurkan antologi cerpen T(w)ITIT!-nya tepat di-ultah-nya yang ke-39, 14 Januari. Hebatnya, ia bisa menyelesaikan 10 dari 11 cerpen dalam antologinya itu hanya dalam 10 hari. Berarti, satu hari satu cerpen! Pantaslah kalau ia bilang bahwa inspirasi itu tidak bisa dicari. Sebaliknya, inspirasilah yang mendatangi seseorang. Saat dibalut inspirasi, Maesa Ayu bekerja seperti orang kesetanan.

Bagi para penulis fiksi, proses kreatif itu sangat personal sifatnya. Bisa berbeda dengan pendapat orang pada umumnya. Persis seperti pendapat Djenar Maesa Ayu tentang inspirasi di atas.

(Terima kasih untuk semua sahabat yang sudah membaca tulisan sederhana ini. Salam hangat dan selamat berkarya).

( I Ketut Suweca, 14 Januari 2012).

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun