"Menyusun kalimat bagiku masih menjadi persoalan, terutama menjadikannya efektif. Adakah cara yang dapat kujadikan panduan dalam hal ini?"
Pada serial I Love Writing (11) kita sudah membicarakan tentang memilih dan merangkai kata. Sebagian dari teknik menyusun kalimat sudah kita singgung. Kini saatnya kita melihat lebih dalam lagi mengenai teknik penyusunan kalimat yang efektif. Â Kalau hanya menyusun kalimat adalah sesuatu yang mudah, tetapi menjadikannya efektif memerlukan usaha lebih jauh lagi.
Salah  satu  cara menyusun kalimat yakni dengan mencermati kata demi kata. Adakah kata-kata yang kita gunakan itu benar-benar fungsional? Jika kehadiran sebuah kata tidak berfungsi dalam  membangun sebuah kalimat, maka ia tidak layak digunakan. Coret saja.
Di samping itu, ada beberapa hal lagi yang layak kita perhatikan tatkala menyusun kalimat sehingga benar-benar efektif, yakni :
1.     Variasikan panjang-pendeknya kalimat. Kalimat pendek terdiri dari 2 sampai 15 kata. Kalimat panjang, lebih dari itu. Kita menggunakan kalimat pendek dan kalimat panjang dengan kombinasi yang apik. Variasi ini akan menjadikan tulisan kita menarik. Jangan pernah monoton dalam membuat kalimat, misalnya dengan kalimat-kalimat pendek saja atau hanya dengan kalimat-kalimat panjang. Dengan variasi ini, kalimat yang kita susun akan terasa berirama, indah sekali.
2.     Kombinasikan kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang dipetik langsung dari kata-ucapan seseorang. Apa yang diucapkan atau ditulis seseorang, itulah yang dipetik tanpa mengubahnya sama sekali. Kalimat langsung dicirikan dengan tanda petik ganda (") pada awal dan pada akhir petikan. Kalimat tidak langsung ialah kalimat yang secara tidak langsung menyampaikan sebuah pernyataan. Kalimat tidak langsung dicirikan dengan kata "bahwa" antara bagian kalimat yang dibuat oleh penulisnya sendiri dengan bagian lainnya yang diambil dari sebuah pernyataan.
3.     Kalimat hendaknya berdiri sendiri. Misalnya:  "Berdasarkan informasi terbaru yang diperoleh dari sebuah harian ibukota."  Menurut Anda apakah kalimat itu bisa dikatakan selesai dan berdiri sendiri? Tidak, bukan? Anda mungkin akan mencoba melengkapinya sehingga menjadi sebuah kalimat yang utuh dan berdiri sendiri.
4.     Hindari kalimat yang beranak-pinak. Ya, saya lebih menyukai menggunakan istilah beranak-pinak untuk merujuk pada kalimat berpanjang-panjang yang nyaris menghabiskan nafas pembaca. Cobalah perhatikan kalimat ini: "Aku baru saja pergi ke pasar untuk membeli sejumlah belanjaan, seperti sayur-mayur, daging, ikan, cabai, garam,  dan membeli peralatan dapur lainnya seperti piring, sendok, periuk, di samping pergi ke tukang arloji di pasar untuk memperbaiki arlojiku yang sudah lama rusak dan tidak pernah kupakai lagi ketika bepergian kemana pun termasuk ketika aku pergi ke Lampung beberapa waktu yang lalu dengan teman-teman di kantorku untuk urusan kedinasan." Kendati pun dapat dimengerti, tetapi cukup melelahkan membacanya, bukan? Silakan Anda memotong-motongnya sehingga menjadi tiga kalimat yang utuh dan lebih enak dibaca.
5.     Kombinasikan jenis kalimat yang dipergunakan. Pakailah kalimat-kalimat berita dan sesekali kombinasikan dengan kalimat langsung dan tidak langsung. Jangan lupa memanfaatkan  kalimat tanya. Hal ini untuk variasi agar rangkaian kalimat yang kita susun menjadi lebih hidup. Pada umumnya orang masih memakai kalimat-kalimat berita saja sehingga tulisan menjadi terkesan monoton. Mengapa tidak dikombinasikan saja dengan berbagai jenis kalimat lainnya? Tetapi ingat, jangan sampai berlebihan.  Kalau pemakaiannya berlebihan, akan terkesan dibuat-buat dan malah menjadi tidak koheren (baca: nyambung/berkaitan) antara kalimat yang satu dengan yang lainnya. Akibatnya, paragraf yang disusun terkesan kurang harmonis.
Saya berkeyakinan, jika menggunakan kalimat-kalimat yang efektif niscaya tulisan Anda akan menjadi menarik dan enak dibaca. Kalau teknik ini Anda kuasai, tinggal satu persoalan lagi : isi tulisan Anda! Adakah sesuatu yang baru yang Anda sampaikan ke hadapan pembaca? Sebuah artikel yang baik adalah artikel yang isinya mengandung unsur kebaruan dengan  teknik penyajian yang mencerminkan kepiawaian penulisnya menggunakan media bahasa.
Bagaimana pendapat Anda sahabat kompasianer? Marilah berbagi dengan melengkapi artikel ini.