Mohon tunggu...
ECOFINSC UNDIP
ECOFINSC UNDIP Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Study Finance FEB UNDIP

ECOFINSC FEB UNDIP adalah organisasi mahasiswa berbentuk kelompok studi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian mengenai permasalahan perekonomian maupun keuangan di lingkup nasional maupun internasional. Lebih lanjut mengenai ECOFINSC dapat di akses melalui https://linktr.ee/Ecofinscfebundip

Selanjutnya

Tutup

Money

Mergerisasi Gojek dan Tokopedia : Bagaimanakah Multiplier Effect yang Ditimbulkan bagi Perekonomian di Indonesia ?

22 November 2021   16:37 Diperbarui: 22 November 2021   17:03 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi industri 4.0 merupakan adanya kemajuan teknologi yang berdampak pada transformasi kehidupan umat manusia dari berbagai aspek, tak terkecuali dari bidang ekonomi (Hamdan, 2018). Dengan kata lain, digitalisasi merupakan bukti konkrit dari adanya revolusi industri 4.0. Optimalsasi teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci utama pada revolusi industri 4.0 (Satya, 2018). Wujud dari teknologi informasi dan komunikasi sudah dirasakan pada saat ini, yaitu melalui jumlah pengguna internet di Indonesia. Jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 202,6 juta dengan peningkatan dibandingkan tahun lalu mencapai 37 juta pengguna (Rizkinaswara, 2021). Tingginya lonjakan pengguna internet di Indonesia menjadi peluang bagi ekspansi perusahaan berbentuk start-up (usaha berkembang) untuk memenuhi permintaan komsumen yang semakin kompleks. Sebagai contoh pada isu yang hangat beberapa bulan lalu adalah mergerisasi antara Gojek dan Tokopedia, yang akrab disebut dengan GoTo (Gojek-Tokopedia). Misi yang ingin dicapai dari mergerisasi GoTo adalah menciptakan dampak sosial dalam skala besar, termasuk memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM lokal dalam mengembangkan bisnisnya (Fitriani, 2021). Layanan yang akan dikembangkan antara lain akomodasi transportasi, fasilitas pembayaran, hingga penjualan barang dan jasa oleh UMKM lokal (Ramli & Sukmana, 2021). Hal ini dikarenakan adanya inovasi berupa platform GoTo Financial yang membantu mitra UMKM meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya operasional, bahkan inovasi tersebut dapat memberikan sinyal bagi pemulihan ekonomi (Walandouw, Primaldhi, & Wongkaren, 2021). 

Mergerisasi GoTo merupakan tonggak awal bagi progresivitas ekonomi digital di Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Google dan Temasek pada tahun 2019, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai nilai tertinggi di Asia Tenggara.

Proyeksi Nilai Ekonomi Digital di Negara-Negara Asia Tenggara 2019 dan 2025
Proyeksi Nilai Ekonomi Digital di Negara-Negara Asia Tenggara 2019 dan 2025

Pemulihan ekonomi merupakan strategi yang dirumuskan oleh pemerintah dalam rangka membangkitkan kembali perekonomian. Program pemulihan dapat dicapai dalam jangka pendek. Dengan demikian, mungkinkah mergerisasi GoTo memberikan multiplier effect dalam jangka panjang berdasarkan proyeksi valuasi ekonomi digital di Indonesia ?

Multiplier effect merupakan efek berganda terhadap perubahan pendapatan akibat adanya perubahan salah satu variabel dalam pendapatan itu sendiri (Froyen, 2013). Adapun yang dimaksud dalam variabel adalah konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor. Dampak yang ditimbulkan bagi multiplier effect adalah pendapatan akan berubah baik meningkat ataupun menurun. Untuk menelusuri bagaimana multiplier effect yang ditimbulkan dari proyek GoTo, maka dapat menggunakan kerangka berpikir diagram aliran siklus perekonomian 4 sektor yang terdiri dari, rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, pemerintah, dan rumah tangga luar negeri.

Circular Flow Diagram
Circular Flow Diagram

GoTo termasuk ke dalam pihak perusahaan, dalam hal ini GoTo membutuhkan faktor produksi berupa modal dan tenaga kerja. Peningkatan modal melalui masuknya investasi dibuktikan dengan ikut serta dari Abu Dhabi Investment Autority (ADIA) sebesar USD 400 juta dan bahkan dengan banyaknya investor yang menanamkan modal untuk proyek GoTo, diproyeksikan nilai investasi akan mencapai Rp 500 Triliun (Liputan6.com, 2021). Peningkatan investasi tersebut akan menjamin kelancaran produk layanan yang diberikan oleh GoTo, seperti mitra dengan UMKM Lokal hingga fasilitas pembayaran. Oleh karena itu, pendapatan nasional akan meningkat karena adanya peningkatan dari sisi penawaran dalam hal ini UMKM dan adanya fasilitas pembayaran yang sangat bermanfaat pula bagi konsumen sebagai pelaku ekonomi di sisi permintaan.Dampak bagi tenaga kerja adalah meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sehingga taraf hidup masyarakat akan meningkat walaupun tidak begitu signifikan mengingat GoTo merupakan startup yang bergerak di bidang teknologi dan informasi.

Di sisi lain, usaha yang semakin meningkat akan meningkatkan dasar pengenaan pajak bagi pemerintah. Pajak tersebut akan dialirkan dalam bentuk subsidi oleh pemerintah untuk keperluan belanja pembangunan. Dengan demikian, pendapatan pemerintah melalui pajak akan meningkat dan tentu ini akan semakin memudahkan pemerintah dalam mencanangkan rancangan APBN/APBD untuk menunjang pemerataan pembangunan yang belum terselesaikan secara optimal dan maksimal. Sehingga pilar bangsa dapat terwujud melalui kemakmuran, kesejahteraan dan kelayakan hidup masyarakat. Selain itu, sesuai dengan misi yang menjadi latar belakang GoTo adalah menjadi mitra strategis bagi UMKM lokal dan mengupayakan agar UMKM mendominasi pasar lokal, bahkan GoTo melakukan kebijakan proteksionisme dengan cara tidak menjadikan pelaku usaha dari luar negeri sebagai mitra (Wirawan, 2021). UMKM memiliki kontribusi terhadap PDB mencapai 61 persen pada tahun 2019 (Kemenkop UKM, 2019) dan sebesar 37,3 persen pada tahun 2020 (Fauzan, 2021). Hal ini mengindikasikan bahwa UMKM merupakan sektor yang strategis dan potensial. Penurunan persentase pendapatan sektor UMKM terhadap PDB pada tahun 2020 akibat pandemi akan segera terselaikan, UMKM dapat bergerak tanpa harus melakukan transaksi secara konvensional sehingga terus berkembang dalam jangka panjang.

Mergerisasi tentunya memberikan kabar baik yang tidak hanya dalam jangka pendek saja, melainkan dalam jangka panjang yang ditinjau berdasarkan multiplier effect. Potensi yang dimiliki sangat besar karena adanya keselarasan antara sisi permintaan dan penawaran. Hal ini seperti yang kita ketahui bahwa untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diperlukan adanya sinergitas dari berbagai pelaku ekonomi.

Referensi :

Fauzan, R. (2021, Januari 22). Kontribusi PDB UMKM Tahun Ini Diprediksi Turun Hingga 4 Persen. Retrieved Oktober 28, 2021, from ekonomi.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20210122/12/1346285/kontribusi-pdb- umkm-tahun-ini-diprediksi-turun-hingga-4-persen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun