Mohon tunggu...
Eko Supriyanto
Eko Supriyanto Mohon Tunggu... lainnya -

Itu semua hanya bagaimana cara kita memandang-nya. tulisan ini hanya sebatas yang ada pemikiran saya sebagai orang awam. eckolution.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lapak Alternatif Bagi Si Kocek Tipis

11 Desember 2011   17:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:30 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_155365" align="aligncenter" width="660" caption="Cinta Produk indonesia jangan Hanya SLOGAN"][/caption] Hidup ditengah-tengah pengaruh dalam kehidupan bermasyarakat yang bersifat konsumtif, saya dituntut untuk dapat bersikap lebih bijaksana dalam membuat setiap keputusan. Tak terkecuali ketika saya membuat keputusan untuk membeli sebuah barang, hal itu harus lebih berdasarkan atas sebuah kebutuhan dan bukan hanya karena sebuah keingingan semata, yang biasanya akan diikuti oleh rasa penyesalan.

Selain itu nilai ekonomis suatu barang adalah mutlak sebagai dasar pertimbangan saya sebelum merogoh kocek untuk mengeluarkan kepingan-kepingan rupiah yang dihasilkan dari setiap butiran tetesan keringat setiap hari saya membanting tulang. Saya berusaha untuk tidak menjadi alamat dari sebuah pepatah “Besar Pasak Dari Pada Tiang.”

Bicara tentang barang yang murah meriah, saya memiliki Toko langganan untuk hal ini, dan saya yakin sebagian besar dari anda mungkin sudah mengenal, bahkan mungkin juga sudah ada yang berlangganan dengan toko ini. Memang toko ini tidak memiliki nama yang menjadi brandmark-nya, karena toko ini hanya sebuah lapak kaki lima yang yang biasanya hanya ada sebuah tulisan “3 pcs/Rp. 10.000”

Bagi anda yang belum pernah "mengenalnya", disini saya akan mencoba sedikit menjelaskan berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman pribadi.

Lapak ini menyediakan barang-barang dari perlengkapan rumah tangga hingga perlengkapan otomotif, memang tidak selengkap toko-toko swalayan seperti Hypermart atau Carrefour. Tapi yang pasti semua barang-barang di disini di banderol rata dengan harga 3 macam/ Rp. 10.000,- atau per-pcs-nya di hargai Rp 3.500,- kecuali beberapa barang tertentu bisa dihargai hingga Rp.10.000,-. Uniknya hampir semua barang-barang yang ada disini didominasi oleh produk made in China dan hampir tidak ada satupun barang yang saya temui bertuliskan made in Indonesia.

Sebagai contoh, ketika saya mencari sebuah “kran air” baru untuk mengganti yang telah rusak di wastafel dapur saya sejak beberapa minggu lalu. Harga di Toko-toko material biasanya untuk harga sebuah kran air dengan kualitas sedang dipatok dengan harga Rp. 7.500,-, sedangkan jika saya membelinya dilapak kaki lima tersebut hanya cukup mengeluarkan setengah harga-nya saja. Sebuah keuntungan bukan? Tapi bagaimana dengan kualitasnya? Memang benar jika ada yang mengatakan “harga tidak bisa berbohong,” tapi bagi saya kualitas suatu barang itu dapat diukur dari bagaimana kita menjaga dan merawat barang tersebut.

Paling tidak, dengan hadirnya lapak kaki lima yang menjual produk barang “3 pcs/Rp.10.000” itu telah menawarkan salah satu alternatif pilihan untuk membeli suatu barang yang dapat disesuaikan dengan kocek saya. Apalagi jika dikemudian hari di temukan sebuah produk yang bertuliskan Made in Indonesia dengan harga murah yang bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat indonesia. saya pasti orang pertama yang dengan bangga menggunakannya, dan semoga ” Cintai Produk Indonesia” tidak hanya sekedar slogan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun