untuk Aura
Ia menatap bayi mungil dalam pelukannya
Terbungkus dalam kain wol yang lembutÂ
Anak laki-laki ajaib itu larut dalam kedamaian yang asing
Lelakinya, menatap lekat-lekat ke arah yang sama dengan tatapan matanya
Jeda bahagia yang dingin dan kosong
Dari segala arah, suara-suara para pedagang menyergap pintu Bait Allah
Beberapa menawarkan narwastu
Beberapa lain memaksakan keledainya dibeli dengan harga murah
Tawa pemungut cukai berkelindan di sana-siniÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!