Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Tanah yang Memerah Mawar

1 November 2023   12:58 Diperbarui: 3 November 2023   00:36 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ikaika/Freepik

Tanah itu
Sudah beribu hari berwarna merah mawar
Bukan cuma kali ini ia disiram darah
Aroma angin yang menyembunyikan takdir
Sudah digaris macam sungai surga
Untuk yang berdiri pada ketetapan Tuhannya

Tanah itu
Subur atas air mata dan nestapa
Mengelukan keesaan dan kekuasaan pemilik semesta
Tahukah kau yang tumbuh di sana, perhatikanlah
Pohon kehijauan yang ranting-rantingnya menaungi
Tempat jiwa kanak-kanak berceloteh tanpa celaka lagi
Bagaimana bisa? Mungkin itu tanyamu

Tanah itu
Tanah pilihan untuk orang yang terpilih
Menekuni titik takdir tanpa keluh dan gelisah pada kematian
Airmata hanya bentuk gelora rasa manusia biasa
Tapi gunung-gunung kesabarannya tak ada yang memiliki selain mereka
Kau biarkan, mereka tetap teguh
Kau bersamai, mereka lebih kuat menjalani

Tanah itu
Mungkin cuma tanah biasa dalam pandangan
Gersang, hujan panas matahari
Tapi jiwanya luar biasa meneduhkan hati
Kelembutannya bak sutra mawar  yang terhampar
Kau bisa rasa, saat memasuki jiwa-jiwanya
Maka, cemoohmu akan sia-sia
Jiwa-jiwa mereka yang berani menunggu maut

Tanah itu
Sudah bergaris merah sedari mula
Tempat pertarungan angkara dan kebenaran
Ruang tumbuhnya keimanan yang mekar menjuntai
Tak bisakah kau lihat binar bintang cemerlang pada mata-mata mereka
Dan senyum rekah bagai kanak bermain dalam taman surga
Tak bisakah yang tampak sebagai penyaksian untuk melembutkan hatimu?

Tanah itu, takdir itu, milik mereka dan kita
Tanah yang memawar merah
Kau di mana?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun