Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdeka Menari

21 Desember 2022   07:18 Diperbarui: 21 Desember 2022   07:24 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita bukanlah pecundang
Yang gentar saat malam gulita dan hujan yang membadai
Kita juga bukanlah sumber daya biasa
Yang lari kesana kemari tanpa tali
Kita adalah penabuh genderang perang
Atas ketakutan, kekuatiran dan keputus asaan
Kita akan menari dalam hujan deras sekalipun
Kita akan mengalir sampai ke muara dengan gembira
Yang tak satu pun sengketa menjadi penghalang untuk mendekati kesempurnaan


Kita adalah pucuk-pucuk dedaunanan yang akan terus tumbuh
Tak pernah putus asa pada terik yang memanggang
Kita adalah putik-putik bunga yang selalu bermekaran
Meski musim semi membeku dan langit hilang warna birunya
Kita bukan saja akan menggonggong tanpa panduan
Kita akan lebih mengaum dari suara raja hutan
Kitalah pewaris yang dipilih bermahkota

Pada masanya, jejak kita bakal ditiru
Kita adalah segala kemungkinan yang bisa ditulis pada buku kehidupan
Meski luput adalah jeda yang disebut koma
Berhenti sejenak tapi itu adalah nada kaki kita yang menari
Menarilah dalam hujan badai, kita merdeka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun