Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Ketabahan Datang dari Gelak Tawa: Buah Hati Kita

8 Januari 2022   01:21 Diperbarui: 10 Januari 2022   22:20 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Kompas.com

Biji-biji  ketabahan memiliki mula.  Asal usul yang beragam datangnya. Dari penjuru mana pun ia bisa tumbuh. Bila saja ditanam sungguh. Tak ada biji yang bakal bertunas. Berkembang meninggi. Menumbuhkan ranting dedaunan. Lalu bermekaran bunganya. Kecuali dicukupinya sinar matahari. yang hangat. Dan air yang menghujani pada masanya.

Pun begitu. Ketabahan. Bagi seorang ibu. Bagi seorang Ayah. Biji didalam dada tak pernah bertunas. Bila saja gelak tawa putra-putranya. Yang bahagia bersanding dalam sebuah rumah. Tak bisa menjadi matahari dan hujan secara bersamaan. Di mata. Di dada.

Anak-anak, buah hatimu. Buah hati kita. Gantungan segala cita. Mereka yang menumbuhkembangkan biji ketabahan. Bagi seorang ibu. Bagi seorang Ayah. Tak peduli betapa kerasnya batu kehidupan harus dibelah. Tak peduli airmata menetes deras di malam-malam yang pernah merasa luka.

Maka janganlah berkata; aku tabah. Tapi kabarkan; mereka, anak-anakku yang memberi nafas ketabahan untuk hidup di dadaku.

Anak-anak, buah hatimu .Buah hati kita. Adalah musim semi, musim gugur dalam perjalanan. Mengasah begitu tajam cemerlang. Hingga yang kelam pun tak berarti apa-apa. Sebab satu binar cahaya dari mata mereka adalah satu peta jalan pulang ke rumah. Pada saat sesat sungguh hitam .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun