Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Satu Ingatan Beribu Tanda Cahaya

19 Agustus 2021   00:24 Diperbarui: 21 Agustus 2021   22:15 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelopak daun waktu kita mungkin akan berguguran malam ini atau esok pagi
Sebelum menyapa semburat  jingga yang karib di ufuk timur
Dan tetes embun tak lagi dirasa sentuhannya dalam pandangan
Mungkin selagi itu kau terperangkap dalam hutan belantara  sendiri
Tiada kantong bekal  dan kawan yang memandu
Yang tak mendapati jalan keluar atau pun cukup pelita kala sungguh malam hitam
Terperangkap sendiri itu  seperti dalam labirin kepala
Tak menemu apapun selain gema-gema   kita sendiri

Sayang, jadikan saja luka-lukaku oleh waktu sebagai jejak-jejak memawar merah
Yang memberi aroma mewangi  untuk kau ikuti hingga mendapati jalan
Atau sayang, jadikan tetes-tetes airmataku yang kemarin berjibaku di mata dan hati tak kunjung usai
Menjadi kerlip cahaya kunang-kunang
Ikuti dia terbang, kalahkan dirimu
Kunang-kunng  hanya mencari kerimbunan yang rendah dan aliran air  yang menuju muara
Sayang, bila jejak tak terbaca dan gelap terlampau gulita
Dan tak ada aku untuk kau cipta sebuah peta
Mungkin cinta yang berdegup dalam dadamu bisa membawamu pulang
Mungkin saja, mengingat rasa yang membuat nyali hidupmu berdetak
Kau akan terdesak rindu yang mendorongmu kembali pulang dengan jalan tak terduga
Sayang, paksalah satu  ingatan menjadi ribuan tanda cahaya

Agar kelopak daun waktu kita yang cuma sehelai
Tak bakal rebah melayu dengan kesia-siaan yang bakal berat oleh sesal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun