Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita adalah Gelombang Pasang

27 Juni 2021   03:15 Diperbarui: 27 Juni 2021   06:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku  jatuh  dalam perangkap
Di bui dalam sebuah jerat
Menguasai seluruh raga tanpa jera
Memberi beribu dera dibawah rembulan
Mata nyalang terjaga saban terkenang
Memburu kupu-kupu pagi dalam kepala
Menjumpai matahari, mencumbui langit

Aku yang terkurung dalam bui
Memilih bebas terbang bagai angin musim gugur
Menikmati hari syahdu dibawah bayang kuning dedaunan
Menyaksinya rebah dengan rela mengabu
Menemu kampung halaman tanpa luka
Disudut, angka almanak berhamburan lepas

Aku  terjerat dalam benang tipuan
Menipu diri dengan belati
Menapaki jalan sendiri tanpa peduli
Berseru pada jiwa; kita akan baik-baik saja
Ini jalan pencarian, perjalanan sesungguhnya
Tak ada syurga disini selain fatamorgana yang bakal musnah pada waktunya

"Ditengah hamparan padang
Bunga-bunga mengembang
Senandung hari kian sumbang
Lembayung ditengah hari terang
Jatuh dipelukan hijau ilalang
Kita adalah gelombang pasang"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun