Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perkabungan

30 Mei 2021   20:19 Diperbarui: 30 Mei 2021   20:30 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Adalah hari-hari yang malam sunyi
Kesepian yang aneh dan merekah di ujung kelopak mata, airmata
Milik jiwa sendiri yang tak henti menghitung daun duka yang rebah

Adalah hari-hari semacam anak kehilangan ayah ibunya
Dan orang tua yang kehilangan cahaya pada mata  putranya
Hujan deras dalam jiwa bak banjir bah
Yang menelan segala keindahan semesta dalam hitam

Adalah hari-hari milik dada yang tak lagi miliki gelombang-gelombang
Untuk menyaksi warna pelangi dibawah matahari
Apalagi sorak sorai kemenangan atas piala waktu yang sesaat
Ia yang tersedu sedan dipantai tanpa seorang

Adalah milik sang hitam, kelam, malam
Adalah surai dari sunyi, sepi, sendiri
Adalah bagian yang terbelah tanpa lagi kata satu
Adalah tikaman yang memisau tanpa jeda, tanpa nafas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun