Mohon tunggu...
Echo Morgan
Echo Morgan Mohon Tunggu... Penulis - Die einzige Möglichkeit, Menschen zu motivieren, ist die Kommunikation.

Die einzige Möglichkeit, Menschen zu motivieren, ist die Kommunikation.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Irjen Pol (Purn) Fakhrizal, Mafia Tanah, dan Ketegasan

8 November 2020   18:29 Diperbarui: 8 November 2020   18:35 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Kapolda Sumbar, Irjen Pol (Purn) Fakhrizal. (Foto: Afdhal/Timses FaGe)

Setiap insan manusia pasti menemukan masalah dalam kehidupannya. Tak terkecuali, mantan Kapolda Sumbar, Irjen Pol (Purn) Fakhrizal. Semasa beliau menjalankan amanah dalam memimpin Sumbar di institusi kepolisian, pria berkumis ini pernah berkelit dengan mafia tanah, tepatnya di kawasan By Pass, Koto Tangah, Padang beberapa waktu lalu.

Bermula dengan niat baik mencoba untuk membantu kasus tanah tersebut karena sebagian merupakan tanah ulayat (nagari) agar bisa terselesaikan, namun pria yang identik dengan kumisnya itu pun menemui masalah serius. Pasalnya, ia dituding mendapatkan keuntungan dari kasus tersebut.

Namun dengan mantap, Fakhrizal yang juga mantan Kapolda Kalimantan Tengah itu menjawab tudingan yang menyasar kepada dirinya itu. Ia mengatakan jika dirinya tulus dari hati kecil untuk membantu menyelesaikan kasus tersebut. Berdasarkan bukti yang kuat, disela-sela kasus tersebut berlanjut, Fakhrizal sempat berdiskusi dengan ninik mamak. Pasalnya, tanah tersebut sebagian merupakan tanah nagari yang memang harus berdiskusi dengan ninik mamak.

Ya, memang begitulah aturan di Ranah Minang, dimana setiap asa masalah harus diselesaikan dengan cara bermusyawarah. Apalagi kasus tersebut menyangkut adat dan istiadat yang berlaku di Tanah Minang. Maka, tak heran dengan ketegasan serta kecerdasan dalam menyelesaikan masalah, akhirnya tanah nagari tersebut kembali tanpa adanya kekerasan atau adanya paksaan dari pihak manapun.

Memang tak bisa dipungkiri, segala niat baik yang sudah ditanamkan dalam hati kecil, pasti ada saja pihak yang merasa tidak senang. Entah karena ada yang mengira akan mendapatkan keuntungan atau hal-hal yang lain yang membuat pihak tidak senang. Meski begitu, apa yang disangkakan tersebut tidak benar adanya. Dan terbukti benar, semenjak kasus tersebut selesai, tidak adalagi masalah serupa yang berdatangan.

Atau mungkin saja, karena beliau juga berniat untuk maju di Pilkada Sumbar 2020 ini, ada-ada saja pihak yang tidak ingin berlawanan dengan sosok yang memiliki hati dan nurani yang bersih seperti Fakhrizal sang Jenderal ini. Bisa jadi takut perolehan suaranya akan tergerus. Hehehe. Wallahu alam.

Namun yang pasti, apa yang dilakukan Fakhrizal selama ini hanya berdasarkan niat baik tanpa adanya rasa pamrih. Termasuk dengan majunya beliau untuk ikut bertarung di Pilkada Sumbar, karena merasa terpanggil untuk mengabdi di kampung halaman di bidang yang berbeda dengan satu niat yakni memajukan Sumbar dalam banyak hal yang selama ini merasa tertinggal dan mengembalikan marwah Minangkabau seperti seharusnya yang tidak boleh lepas dari Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), Sarak Mangato, Adaik Mamakai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun