Mohon tunggu...
Syafirgo Eco Darmawi
Syafirgo Eco Darmawi Mohon Tunggu... Wiraswasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manche Menschen träumen vom Erfolg. Andere sind wach und arbeiten hart daran.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perlakuan Pada Anak Minang Yang Pintar, Arcandra Tahar

16 Agustus 2016   21:08 Diperbarui: 16 Agustus 2016   21:25 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yg berpikir geger kasus Arcandra Taharsampai diberhentikannya seperti yg terlihat di permukaan. Padahal tidak seperti itu. Dalam kasus Arcandra Tahar ini Presiden jokowi ditekan habis2an dari segala penjuru mata angin. Mulai dari RI-2, Teuku Umar hingga parpol. Puncaknya adalah terbongkarnya status kewarganegaraan Arcandra Tahar. Tapi persoalan awalnya bukanlah itu.

Awal persoalan muncul ketika Arcandra Tahar minta KPK masuk full ke kementrian ESDM dan bongkar semua kebobrokan disana. Itulah mengapa Arcandra Tahar merupakan satu2nya menteri yg langsung mengunjungi KPK sesaat setelah dilantik. Kepada media Arcandra mengaku berkunjung ke KPK hanya mau berkenalan saja. Tapi ada pembicaraan serius disini. Dan pembicaraan yg di utarakan saat itu adalah tentang audit. Arcandra Tahar ingin kementrian ESDM akuntable.

Sayangnya salah satu pimpinan membocorkan hasil pertemuan ini. Bahwa menteri minta dibongkar semua soal mafia migas. Masih ingatkah dulu awal Pemerintahan Jokowi ada yg gembar -gembor masalah impor minyak murah dari Senegal? Itu proyek yg gagal total yg dilindungi yg di era Sudirman Said di petieskan. Ini salah satu yg akan dibongkar Arcandra dan KPK.

Begitu juga dokumen2 Petral dan masalahh SKK Migas, dokumen2 Arcandra sudah lengkap dan siap diserahkan ke KPK. Mk semua pihak jadi gerah oleh Arcandra ini. Arcandra berbeda dgn menteri sebelumnya yg seolah galak pada satu pihak tapi membela kepentingan pihak lain. Maka besok malamnya langsung ada pertemuan di TU. Semua org mengira pertemuan dalam rangka pilgub DKI. Padahal bukan.

Konglomerat-konglomeratpun berkumpul bersatu dalam kepentingan yg sama untuk membahas ancaman dari menteri ESDM baru ini. Maka dicarilah celah. Ada pepatah: "Jika kamu bukan seorang malaikat jangan sok bersih, sebab kelemahanmu sendiri pasti akan dibongkar". Dan.. Bingo! Ketemulah celah kasus paspor ini.

Selanjutnya kita bisa lihat presiden jokowi ditekan dari segala penjuru mata angin terkait kasus kewarganegaraan Arcandra ini. Bahkan para pembantu dan orang2 dekatnya ikut menekan dengan cara tidak langsung. Awalnya skenario yg disepakati utk meredam kasus ini adalah menonjolkan Arcandra masih warga negara Indonesia. Sambil sebisa mungkin tidak mengakui secara langsung Arcandra pernah menjadi warga negara Amerika.

Namun akibat kepentingan yg tumpang tindih mk beberapa petinggi mulai seolah membela Arcandra seraya mengkonfirmasi kebenaran masalah paspor Contohnya ada yg kesannya membela Arcandra. Tapi kita tahu beliau lebih loyal kemana? Begitu juga pernyataan pak menko yg justru mengkonfirmasi kebenaran tuduhan terhadap Arcandra. Tak ketinggalan dengan RI-2 yg ikut menekan Presiden. Maklum mungkin menteri ESDM sebelumnya adalah menterinya.

Masalahnya kesalahan status kewarganegaraan Arcandra Tahar ini memang fatal. Sepintar apapun dia, sebaik apapun niatnya tetap saja kesalahan perihal status kewarganegaraan ini fatal. Dan aturan tetaplah aturan. Maka presiden jokowi tak diberi pilihan lain selain memberhentikan Arcandra sebagai menteri ESDM. Sebab jika tidak maka bukan mustahil masalah kewarganegaraan Arcandra ini jadi bumerang bagi pemerintahan Jokowi.

Demikian sekilas info dibalik kasus Arcandra. Masalah kewarganegaraannya itu adalah akibat, bukan sebab.

👆🏻entah info tersebut benar atau nggak, mari bertanya pada rumput yg bergoyang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun