Mohon tunggu...
Echi Sianturi
Echi Sianturi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Sastra Inggris 2012 | Seorang yang menyukai dunia kepenulisan, penulis beberapa buku Antologi. Diantaranya Antologi Cerpen dan Puisi Cinta Dan Perempuan" (Leutika Prio), Antologi Puisi "Do'a & Harapan untuk Indonesia" (Meta Kata Publishing), Antologi Kisah Nyata Inspiratif "Sebuah Kenangan SNMPTN" (Penerbit Harfeey) dan lain-lain. Ketua Divisi Kaderisasi Forum Lingkar Pena Bandar Lampung. Volunteer Rumah Baca Asma Nadia Lampung, dan Executive Team dari Lampung YoA. Selain itu, memiliki minat yang cukup besar di dunia perfilman, seni, sosial dan pendidikan. Seorang pendaki pemula yang langsung jatuh cinta dengan keindahan alam. Pemimpi dengan sejuta asa. Penikmat hujan, langit dan senja. Contact: Twitter @echisianturi | Fb Desi Ilham Sianturi | www.echisianturi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Amor Fati; Cinta Terhadap Takdir

6 Agustus 2015   13:03 Diperbarui: 6 Agustus 2015   13:03 2776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Amor Fati.
Amor (Love) dan Fati (Fate). Arti harfiyah tersebut dapat kita telaah dalam bahasa Indonesia yang berarti "Cinta Terhadap Takdir".

Amor Fati merupakan ekspresi manusia, kecintaan terhadap kehidupan yang telah Tuhan Anugerahkan kepada kita semua, para generasi dari Adam dan Hawa. Hidup tak berarti berpasrah kepada semesta. Tentang apa yang akan terjadi detik selanjutnya, menit selanjutnya, hingga esok harinya. Namun, tetap tak mendahului Tuhan. Mencintai dan menerima dengan apa yang telah Tuhan Anugerahkan kepada kita semua di muka bumi ini. Nikmat Hidup.

Saya selalu berpikir tentang kehidupan. Entah ketika disela-sela waktu senggang, ketika melihat sekeliling bahkan ketika menunggu dosen yang tak kunjung datang. Hidup memang selayaknya kisah yang harus dimainkan perannya setiap hari. Setiap hari memiliki episode yang berbeda-beda. Berbeda kisah, berbeda orang pula.

Kehidupan tak memiliki waktu luang untuk berhenti, beristirahat sejenak dari hiruk-pikuknya dunia. Kehidupan sudah memiliki porosnya, kehidupan akan tetap berputar, terus bergerak selayaknya jarum jam yang terus bergerak, memutar. Dengan kata lain, kehidupan ini tidak berujung pangkal. Tanpa awal dan tanpa akhir. Mungkin hal tersebut yang menginspirasi Friedrich Nietzsche adalah filsafat cara memandang "Kebenaran" atau lebih dikenal dengan istilah filsafat "Perspektivisme. Sehingga Ia menghasilkan ungkapan Amor Fati. Artinya kita tidak harus menanggung apa yang tidak dapat kita dirubah, bahkan kita harus mencintainya.

Cintailah, Hidupkan hidupmu. Mungkin hal tersebut yang ingin Friedrich Nietzsche sampaikan kepada para generasi ke generasi. Supaya menikmati setiap detik, setiap desah nafas yang telah Tuhan berikan. Suka duka, canda tawa, resah gelisah merupakan pernak-pernik dari kehidupan yang sebenarnya fana ini. Sehingga kearifan makna dari kehidupan tak lenyap, tetap menjadi mozaik yang utuh. 

Malam panjang yang Tuhan ciptakan, memberikan waktu perenungan yang cukup ampuh, cukup manjur dalam memaknai hidup. Bahwasana, kehidupan bukan tentang bagaimana kamu bahagia dengan segala kelebihan yang didapatkan. Tentang harta, tentang kekuasaan, tentang fisik tapi tentang makna. Semua akan terasa berkesan, ketika hidup di dunia tak sia-sia belaka. Rutinitas yang membosankan, yang secara berulang-ulang dilakukan tanpa terasa akan membunuh secara perlahan. Bosan. Keluarlah dari zona aman. Temukan hal-hal baru disekat-sekat yang lain. Bukankah hidup akan terus berjalan, tak peduli berada di zona aman ataupun tidak?

Keluarlah, dan berseru, "Ya" pada kehidupan. Dan temukan makna bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai Khalifah di dunia ini, bukan hanya sekedar "mampir' namun menelisik setiap sudut kehidupan. Temukan hal-hal baru diluar sana. Mendakilah, hingga kau akan menyadari Kebesaran ciptaan Tuhan. Berbagilah dengan sesama hingga kau akan menyadari indahnya kebahagiaan hakiki.


Amor Fati adalah sikap ketegaran di satu sisi dan optimisme di sisi lain.
Live the life!

Echi Sianturi, Menelisik lebih jauh Amor Fati.
Bandar Lampung, 25 April 2014
1:30

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun