Mohon tunggu...
Echi Sianturi
Echi Sianturi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Sastra Inggris 2012 | Seorang yang menyukai dunia kepenulisan, penulis beberapa buku Antologi. Diantaranya Antologi Cerpen dan Puisi Cinta Dan Perempuan" (Leutika Prio), Antologi Puisi "Do'a & Harapan untuk Indonesia" (Meta Kata Publishing), Antologi Kisah Nyata Inspiratif "Sebuah Kenangan SNMPTN" (Penerbit Harfeey) dan lain-lain. Ketua Divisi Kaderisasi Forum Lingkar Pena Bandar Lampung. Volunteer Rumah Baca Asma Nadia Lampung, dan Executive Team dari Lampung YoA. Selain itu, memiliki minat yang cukup besar di dunia perfilman, seni, sosial dan pendidikan. Seorang pendaki pemula yang langsung jatuh cinta dengan keindahan alam. Pemimpi dengan sejuta asa. Penikmat hujan, langit dan senja. Contact: Twitter @echisianturi | Fb Desi Ilham Sianturi | www.echisianturi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berdamailah hati ~

25 November 2014   20:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:53 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14168962931735787360

Kumohon hati berdamailah sejenak saja
Jangan biarkan debar rasa, kesakitan ini merongrong hati
Kumohon hati berdamailah dengan keadaan
Dimana aku dan dia tak lagi sama
Ada waktu-waktu dimana semua indah seperti cerita dongeng
Canda tawa
Riuh rendah kegembiraan
Berpadu menjadi komponen manis
Berdamailah sejenak hati dengan keadaan yang menyebalkan
Berdamailah sejenak hati,aku pun tak ingin diliputi rasa resah
Dimana resah menjadi teman dalam tidur malam
Berdamailah hati barang sejenak saja
Aku tahu hati, jika kau sangat merindukannya
Sangat
Sangat
Sangat merindukannya
Senyuman, candaan yang acapkali membuat kesal
Lalu kita berlarian mengejar riang satu sama lainnya
Saat kau menertawakan sebutir nasi yang masih menempel di wajahku
Saat kau mengusap kepalaku sayang
Saat kau
Saat kau
Saat kau
Saat kau
Dan saat kau lainnya
Hati, berdamailah barang sejenak saja
Izinkan aku merenung dan tetap mencintai
Meski tlah berubah
Meski kini tak sama
Berdamailah hatiku
Resah, airmata akan tergantikan
Pada cinta yang akan tetap mencintai
Sebagaimana waktu dulu
Saat itu…
Echi Sianturi
Bandar Lampung, 24 November 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun