Sekarang di jalan-jalan kita sering menjumpai kendaraan listrik, mulai dari sepeda listrik, motor listrik dan kini juga mobil listrik sudah banyak peminatnya. Industri kendaraan listrik memang sudah mulai familiar di Indonesia. Bahkan, sebagian masyarakat Indonesia sudah mulai mengganti kendaraan konvensional mereka dengan kendaraan listrik atau membeli kendaraan listrik sebagai opsi kendaraan kedua.Â
Banyak anak sekolah lebih memilih sepeda listrik, bukan cuma sekedar lifestyle, mobil listrik sendiri memiliki sejumlah kelebihan yang tak terdapat pada kendaraan berbasis bahan bakar minyak. Satu hal yang cukup menggiurkan, mobil listrik memiliki biaya operasional yang ramah di kantong hehehe. Hal ini bisa terjadi lantaran tenaga listrik jauh lebih efisien dan bertenaga dibanding bahan bakar minyak.
Autonomous Vehicle. Tapi tunggu dulu kita gak akan bahas soal itu, bagaimana jika bus listrik yang kita naiki ini tanpa awak Apa bisa jalan. Tanpa ada pengemudi yang menjalankan nya? di The Breeze BSD City sepekan yang lalu saya dan beberapa rekan blogger lainnya mendapatkan kesempatan untuk menaiki Autonomous Vehicle, masyarakat umum juga bisa merasakan sensasi berkendara keliling The Breeze BSD City.
Spesifikasi Mobil Listrik Otonom Navya Arma
 Autonomous Vehicle Sinar Mas Land dan Mitsubishi Corp resmi melakukan uji coba autonomous electric vehicles atau kendaraan listrik tanpa awak di BSD City. Adapun, proyek ini sebenarnya merupakan proyek yang juga melibatkan Japan International Cooperation Agency (JICA). Dan diakhir perjalanannya saya mendapatkan kesempatan, walau hanya 10 menit tapi ini adalah salah satu pengalaman yang luar biasa.
 Bagaimana tidak Navya Arma berjalan dengan sangat stabil, jika ada kendaraan lain (terditeksi benda asing) mobil ini akan berhenti dan jika di depannya ada mobil atau motor yang berhenti tidak akan berjalan Navya Autonom. Untuk para penumpang diwajibkan memakai sabuk pengaman, Navya Arma kerapkali mengerem mendadak, karena kehadiran rintangan yang datang secara tiba-tiba. Oleh karena itu, petugas meminta agar penumpang menggunakan sabuk pengaman.
Navya Arma memiliki penggerak listrik dan battery pack berkapasitas 33 kWh yang dapat bertahan selama 9 jam. Kendaraan listrik itu berdimensi 4,7 m x 2,1 m dengan kapasitas penumpang 15 orang, dengan formasi 11 duduk dan 4 berdiri. Akan tetapi jumlah tersebut tidak semua untuk penumpang. Ada satu petugas operator dan penjaga, total hanya berisikan 13 orang. Berhubung sekarang sedang dalam keadaan Pandemik jadi kemarin hanya diperbolehkan 7 orang yang masuk, 2 operator dan 5 penumpang.
Ada kelebihan jika Navya Arma bisa beroperasi di Indonesia, beberapa di antaranya adalah tidak mengeluarkan emisi karbon sehingga ramah lingkungan, dan memiliki tingkat kecelakaan yang rendah, atau menurunkan tingkat kecelakaan akibat kesalahan manusia
Mengapa Navya Arma belum bisa beroperasi di Indonesia ?
Autonomous electric vehicles atau kendaraan listrik tanpa awak setelah melakukan perjalanan dengan Navya Arma, mungkin banyak yang bertanya bisa kah kendaraan ini beroperasi di Indonesia?. Jawaban adalah banyak faktor untuk saat ini Navya Arma belum bisa beroperasi di Indonesia, karena belum disiplin masyarakat dalam berkendara di dijalan adalah salah satu hambatan untuk autonomous electric vehicles atau kendaraan listrik tanpa awak