Mohon tunggu...
Aisyah Eche Irya
Aisyah Eche Irya Mohon Tunggu... -

Be a Good Person From a Positive Think

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Disabilitas (Juga) Bukan Kemauannya

27 Maret 2016   12:55 Diperbarui: 27 Maret 2016   13:00 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan-Nya. Namun, Tuhan menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan dengan begitulah menusia terkenal dengan keberagamannya. Setiap orang memiliki kekurangan dan disisi lain mereka pasti memiliki kelebihan yang orang lain tidak miliki.

Demikian pula dengan penyandang disabilitas, disatu sisi mereka memiliki kekurangan dari fisik yang mereka miliki, namun mereka memiliki kemampuan yang seharusnya dapat didukung dan diasah. Orang penyandang disabilitas bukanlah keinginannya, tetapi garisan takdir Tuhanlah yang mengharuskan dirinya menyandang kekurangan tersebut. Jika boleh memilih penyandang disabilitas pasti memilih untuk dilahirkan sempurna seperti manusia pada umunya.

Penyandang disabilitas di Indonesia diperkirakan mencapai 11 juta jiwa, sayangnya hingga saat ini mereka masih mengalami diskriminasi dalam pemenuhan haknya. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi hal ini sebagai lembaga yang memiliki kekuatan dalam menekan dan membuat peraturan untuk warga Negara Indoensia.

Peran pemerintah yang dianggap sangat penting dinilai masih kurang dalam memberikan jaminan dan perlindungan bagi penyandang disabilitas. Hal ini terlihat dari masih banyaknya diskriminasi yang dialami oleh difabel dalam segala hak yang seharusnya mereka dapatkan, terutama dibidang pendidikan.

Seharusnya pemerintah memberikan jaminan pada difabel untuk mendapakan pendidikan dari tingkat dasar hingga lanjutan bahkan perguruan tinggi. Dan bukan hanya sekedar membukakan akses untuk mencapai pendidikan saja, namun memberikan jaminan untuk penyandang disabilitas dalam keberlanjutannya dalam menjalani proses pendidilan.

Pemerintah diharakan dapat berlaku adil terhadap warga negaranya baik mereka yang menyandang disabilitas maupun yang lainnya. Adil disini bukan memiliki arti sama rata, bahkan pemerintah tidak bisa menyamaratakan bantuan yang diberikan. Namun pemerintah dapat memberikan bantuan kepada warga negaranya sesuai dengan kebutuhannya.

Hingga saat ini bangku pendidikan masih memberikan jarak dan batasan untuk penyandang disabilitas mengenyam pendidikan di lembaga pemerintahan. Masih banyak peraturan dan persyaratan  khusus yang diberikan lembaga pendidikan untuk warga Negaranya dan hal tersebut dinilai mendiskrimnasikan penyandang disabilitas.

Contohnya saja pada tahun 2014 lalu beberapa aduan diberikan oleh penyandang disabilitas kepada ombudsman terhadap 5 perguruan tinggi negeri di Indonesia yang masih memberlakukan ketentuan dan persyaratan khusus untuk penerimaan mahasiswa barunya. Ini hanyalah sebagian kecil yang difabel dapatkan.

Pemerintah sesungguhnya juga tidak dapat berjalan sendiri dalam mengatasi diskriminasi yang diterima oleh penyandang disabilitas ini. Namun, seluruh lini masyarakat juga diharapkan saling bersinergi dan menggugah kesadaran masyarakat akan keberadaan difabel. Karena hingga saat ini masih banyak masyarakat yang memberikan diskriminasi terhadap difabel tersebut. Padahal penyandang disabilitas adalah kelompok masyarakat yang sama layaknya masyarakat lainnya hanya saja memiliki kebutuhan yang berbeda.

Peran orang tua juga sangat penting dalam memberikan dukungan dan semangat untuk anaknya yang menyandang disabilitas terlebih dalam faktor psikologis. Karena hal pertama yang difabel perlukan ialah dukungan dan semangat dari orang–orang terdekat mereka. Oleh karena itu diharapkan orang tua dapat memberikan suntikan semangat terhadap para difabel karena perkembangan mereka sangat dipengaruhi oleh peran orang tua terhadapnya.

Namun ironinya banyak orang tua yang merasa malu memiliki anak dengan kebutuhan khusus atau disabilitas. Dan hal ini berpengaruh terhadap perkembangan anak difabel yang kekurangan perhatian. Seharusnya orang tua mampu menerima apa yang telah diberikan oleh Tuhan dan sesungguhnya anak difabel sama saja dengan anak lainnya hanya saja memiliki kebutuhan yang tidak ada pada anak lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun