Mohon tunggu...
Erwin C. Wiguna
Erwin C. Wiguna Mohon Tunggu... -

smile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FPI: Front Pembela Islam atau Front Perusak Islam ?

9 Oktober 2014   23:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:41 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Front Pembela Islam atau yang biasa kita sebut FPI, merupakan organisasi massa Islam. Banyak sekali berita miring yang berkaitan dengan organisasi massa ini. Front garis keras ini seringkali bersikap anarkis dalam menjalankan demo atau dalam menyampaikan aspirasinya. Yang terbaru adalah massa FPI berbuat anarkis didepan gedung DPRD dan Balaikota Jakarta, jumat 3 oktober 2014 lalu. Saat kejadian beberapa massa FPI kedapatan membawa kantong berisi batu, bambu, bahkan samurai. Atas kejadian ini satu Habib pun ditangkap pihak polisi, dan satu Habib lagi masih dicari karena dianggap bertanggungjawab atas kericuhan yang dibuat FPI.

Apakah organisasi massa yang mengatasnamakan Islam ini dapat dibiarkan di Indonesia? Organisasi massa Islam ini yang seharusnya memberikan contoh baik kepada masyarakat dan memberikan nilai-nilai positif, malah berbuat anarkis dalam beberapa kegiatannya. Apakah pantas organisasi ini disebut organisasi pembela Islam? Apakah hukuman dapat membuat jera para massa yang berbuat anarkis?

Atas keanarkisan massa FPI pun, masyarakat menjadi gelisah dan tidak suka terhadap organisasi ini. Karena banyak sekali masyarakat Indonesia yang gelisah terhadap perbuatan-perbuatan FPI yang berakhir secara anarkis, tidak sedikit masyarakat Indonesia berharap organisasi ini bisa dibubarkan. Mungkin ada opsi lain selain membubarkan organisasi ini, sebaiknya organisasi massa ini melakukan perubahan dan pembinaan pada massanya ataupun petingginya agar dapat merubah image negatif FPI menjadi lebih baik, serta tidak lagi melakukan anarkisme dalam kegiatannya.

Tapi kita tidak akan tahu seberapa banyak lagi kejadian yang akan disebabkan oleh organisasi massa ini. Kita hanya bisa berharap yang terbaik dan adanya perubahan pada organisasi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun