Mohon tunggu...
Eka Wijayanti
Eka Wijayanti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yang belajar dari kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Game Online Perusak Moral Anak

6 Januari 2012   05:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:15 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya berbagai game online yang tersebar banyak di dunia maya perlahan namun pasti, nampaknya akan merusak moral anak bangsa. Salah satu yang popular yaitu Point Blank, bukan maksud untuk menyidir atau menyalahkan permainan tersebut, yang saya lihat belakangan ini memang seperti itu

Sebut saja kakak beradik yang bernama andi dan budi ( keduanya bukan nama sebenarnya ) kira kira usia mereka berumur  9 tahun dan 11 tahun. Keisengan mereka yang berawal dari pergi ke warnet, sekedar untuk browsing tugas sekolah kemudian melihat para ‘senior’ mereka bermain game online, setelah beberapa minggu akhirnya mereka mencoba bermain sendiri, hasil dari uang jajan yang di berikan orang tua ketika mereka sekolah, malah di gunakan untuk bermain game selepas pulang sekolah, dari yang awalnya hanya main 1 jam atau 2 jam, lama kelamaan meningkat main paket selama 4 jam.


Dan entah mungkin karena ‘ketagihan’ main game online, mereka jadi meninggalkan kewajibannya sebagai pelajar, pulang sekolah, mereka pergi ke warnet dan pulang ke rumah sudah sore hari, begitu seterusnya. Mungkin kontrol orang tua yang lemah, dan mungkin juga orang tua yang ‘gaptek’, mereka pikir kalo ke warnet hanya sekedar browsing tugas sekolah atau kalaupun bermain game hanya permainan game biasa dan sudah lumrah. Para orang tua tidak mengetahui adanyaunsur-unsur judi dalam point blank ini.

Ketika saya mencoba bertanya kepada mereka, seperti apa sih game Point Blank ini?tanpa berpikir panjang lagi mereka dengan lancarnya bercerita kalau di dalamnya ada semacam voucher cash untuk membeli item item tertentu, dan ini yang bisa di perjual belikan, mereka pernah menjual voucher itu kepada orang lain seharga Rp. 50.000,- ( Masya Allah ), mereka juga tertarik dengan permainan ini karena adanya adegan kekerasan seperti penembakan dan pembunuhan, dan kalau hal ini dibiarkan saja, bukan tidak mungkin anak akan meniru adegan kekerasan tersebut. 

Dan yang lebih parah lagi adalah, mereka pernah ketahuan beberapa kali mencuri sejumlah uang hanya untuk kebutuhan bermain game tersebut. Sudah separah inikah efek samping dari game online?sungguh ini benar benar sangat berbahaya.

Lemahnya pengawasan dari orang tua, menyebabkan anak dengan mudahnya mendapatkan segala informasi yang di dapat lewat berbagai media social tanpa filter, dan pada usia anak anak biasanya mereka akan meniru bahkan mempraktekkan langsung apa yang mereka lihat. Karena itu sudah saatnya para orang tua menjaga anak anaknya dari berbagai kejahatan Game Online yang banyak tersebar di dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun