Mohon tunggu...
Eka Wijayanti
Eka Wijayanti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yang belajar dari kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah

17 November 2011   08:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:33 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayah…masih ku ingat

Saat kau mengajariku belajar menjejakkan kakiku

Untuk pertama kali di tanah merah itu

Saat kau mengajariku menaiki sepeda merah muda kesukaanku

Untuk pertama kali di rerumputan hijau itu

Walaupun aku terluka saat kerikil di tanah merah itu

Walaupun lututku berdarah saat di rerumputan hijau itu

Namun, kau terus mengajariku cara bertahan

Kau mengajariku sebuah kemandirian

Ayah….

Sekarang aku telah menjejakkkan kakiku di tanah merah itu

Sekarang aku bisa bermain sepeda di rerumputan hijau itu

Semua berkat pembelajaran mu

Ayah…masih ku ingat

Saat kau mengajariku memegang ranting untuk pertama kalinya

kau mengajariku menulis di atas tanah merah itu

hanya ada dua nama yaitu aku dan dirimu

Semua berawal dari kehadiran mu ayah…

Ayah..masih ku ingat

Kala Sang Maha pemberi hidup memanggilmu

Di ufuk senja yang mengiringi deru mobil itu

Diantara para pengantar kepulangan mu

Di tanah merah dan rerumputan hijau yang dulu kau ajari aku

Ah…ayah..rasanya aku tak ingin beranjak dari tempat ini

Aku ingin bermesraan dengan tanah merah dan rerumputan hijau ini

Aku ingin kita bersepeda lagi di rerumputan hijau ini

Aku ingin mengukir nama kita di atas tanah merah ini

Hanya ada dua nama yaitu aku dan dirimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun