Akhirnya…
Apa yang pernah kukatakan padamu dulu terjadi juga
Bahwa engkau akan menyesal dan menyadari bahwa akulah sesungguhnya cinta terbaikmu..
Sepertinya baru kemarin kau mengusirku seperti anjing kudis yang menjijikkan
Tanpa rasa belas kasihan sedikitpun kau menghardikku.. dari istana yang telah kita bangun berdua..
Kau lebih percaya pada mereka daripada aku
Airmata duka ku pun kau jadikan olok-olok bersama mereka
Kalian menertawaiku.. kalian ludahi harga diriku..
Dan ingatkah kamu…
Dengan merintih aku memohonmu menolongku dan kakak
Kesombonganmu kembali menghardikku
Hingga maut memisahkan aku dari kakak
Tetap kau membisu, padahal dia adalah darah dagingmu sendiri..
Dengan sombongnya engkau tertawa dan menginjak-injak airmataku
“ aku akan menikah tetapi bukan denganmu..!” masih ingat kata-kata itu?
Tangan kokohmu lalu menyeret tubuh lemah ini keluar pintu
…. Aku memaafkanmu…
Kini kau datang kembali, dengan penyesalan yang kau sebut sudah terlambat
Yaaa… semua sudah terlambat, kuakui kau adalah cinta terindah dalam hidupku
Cinta termanis yang pernah aku rasakan, tetapi itu hanya masa lalu
Masa lalu yang sesungguhnya tak ingin kuingat apalagi jika harus kembali
…. Biarkan aku meniti masa depanku dengan harapan yang masih ada dihatiku dan itu bukan denganmu
kakak ku hidup kembali...”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H