Mohon tunggu...
Eka Siti Nurjanah
Eka Siti Nurjanah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Perancis Fakultas Bahasa dan seni UNY 2009

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menjelma Menjadi Pahlawan Sejati

31 Maret 2013   18:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:56 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku     : The Real Hero; Menjadikan Anda Pahlawan Sejati dalam Kehidupan

Penulis              : Hawari Aka

Penerbit          : Langit Media

Cetakan          : I, Oktober 2012

Tebal               : xxiv + 172 halaman

Peresensi         : Eka Siti Nurjanah*)

Pemberani dan gagah adalah hal-hal yang seringkali kita identikan dengan sebutan pahlawan. Bung Tomo, Jenderal Sudirman, Pangeran Diponegoro adalah beberapa contoh pahlawan besar yang sangat kita kenal dalam memperjuangkan bangsa Indonesia. Berawal dari hal besar yang mereka lakukan, kemudian dijadikanlah perjuangan mereka sebagai contoh dari konsep untuk memaknai kata pahlawan. Hingga kemudian secara tidak langsung yang tertanam dalam mind-set kita adalah konsep pahlawan yang identik dengan pengorbanan fisik. Hal tersebut tentu saja membatasi konsep tentang arti pahlawan yang sebenarnya.

Tokoh-tokoh pahlawan seperti yang telah disebutkan di atas, atau seperti tokoh-tokoh dalam film-film sebenarnya tidak salah untuk dijadikan contoh dalam memaknai arti kata pahlawan. Hanya saja konsep yang disampaikan bahkan sejak duduk disekolah dasar adalah dengan mengenalkan tokoh-tokoh pahlawan yang identik dengan pengorbanan fisik. Hal tersebut merupakan penjelasan yang kurang tepat. Seharusnya dalam memberikan penjelasan tidak serta merta bahwa pahlawan adalah seseorang yang rela berkorban dan gugur dalam perjuangan. Namun juga menjelaskan makna pahlawan dengan memberikan contoh yang lain, misalnya berkenaan dengan kehidupan sehari-hari dan kepribadian yang baik. Bahkan tokoh-tokoh diatas seperti Bung Tomo, Jendral Sudirman, Pangeran Diponegoro mampu menjadi pahlawan bangsa karena mereka mengawalinya dengan belajar menjadi pribadi yang baik  dan terus memperbaiki diri terlebih dahulu.

Maka kali ini, kita akan belajar mengenal dan menjadi sosok pahlawan yang berbeda. Kita tidak perlu lagi menjadi pahlawan yang harus memakai berbagai macam atribut. Melainkan, kita akan menjelma menjadi sosok pahlawan sejati dalam kehidupan. Baik untuk kehidupan pribadi maupun memberi manfaat bagi kehidupan orang banyak lainnya. Menjadi sosok pahlawan yang selalu terus berjuang memperbaiki diri di tengah hiruk pikuk permasalahan yang ada.

Lewat bukunya yang berjudul The Real Hero, Hawari memaparkan 8 kunci bagaimana menjadi pahlawan kehidupan yang lebih baik. Hawari membaginya antara lain dengan: 1) Bagaimana Cara Berpikir, 2) Besarnya Impian, 3) Berani Berproses, 4) Berani Gagal, 5) Menjadi yang Terbaik, 6) Persahabatan, 7) Enam Pondasi Kesuksesan, dan 8) Do’a. Kedelapan hal tersebut semuanya saling bersinergi.

Dari bab-bab yang akan dibahas dalam bukunya, Hawari meletakkan bab “Bagaimana cara berpikir” di bab pertama. Mengapa mengetahui bagaimana cara berpikir perlu dibahas pertama kali? Jelas bahwa segala tindakan dan apapun yang kita rencanakan dimulai dengan berpikir. dan cara berpikir yang tepat yang akan menentukan seperti apa sikap kita dalam melaksanakan dan merespon suatu persoalan maupun kejadian tertentu. Selain itu, dengan tahu bagaimana cara berpikir lah yang akan menentukan menjadi seperti apa kita nantinya. Peribahasa mengatakan, berpikir besar maka kita akan memperoleh hasil yang besar, dan berpikir kerdil maka kita akan menjadi semakin kecil. Maka menjelma menjadi sosok pahlawan itu bukanlah tidak mungkin selama kita mau mengubah cara berpikir kita dan mau berproses menjadi lebih baik (halaman 13).

Contoh lugas yang dipaparkan oleh penulis dalam buku ini antara lain pencapaian luar biasa dari seorang Obama. Obama adalah orang Afrika yang pertama kali terpilih menjadi Presiden Amerika. Lalu bagaimana cara berpikir Obama hingga ia mampu menjadi sosok yang luar biasa? Obama berani berpikir besar. Ia mencanangkan mimpinya itu sejak usia 5 tahun. Dengan tujuannya itulah ia kemudian mampu belajar ilmu politik di University of  Columbia dan melanjutkannya ke Harvard University (halaman 17).

Berawal dengan berani berpikir besar, Obama terus giat belajar, mempelajari politik, mengikuti organisasi dan kegiatan-kegiatan sosial. Semua itu menjadikannya terasah dan memiliki berbagai pengalaman yang ia perlukan untuk menjadi seorang Presiden Amerika (halaman 18).

Berdasarkan contoh kisah tersebut, pahlawan tidak lagi diidentikan hanya dengan pengorbanan fisik berupa nyawa atau semacamnya. Namun, yang perlu ditekankan bahwa pahlawan sejati  sebenarnya adalah yang terus berjuang untuk menjadi lebih baik dalam kehidupan. Selalu berani berpikir besar, bermanfaat dan menghadapi kekurangan-kekurangan maupun masalah yang kadang sering membuat kita terjatuh dan tidak berani bangkit kembali.

“Orang-orang besar tidak begitu saja memperoleh kebesaran, apalagi keberuntungan. Mereka tidak secara tiba-tiba menjadi tenar dan terkenal. Bill Gates, David Beckham, Donald Trump, Waren Buffet, Ricard Branson, Jet Li, Stallone dan Barack Obama tidak begitu saja mencapai posisi seperti sekarang ini. Mereka menjadi sukses dan terkenal karena memiliki satu persamaan; mereka berani berpikir besar dan menetapkan tujuan besar sejak usia muda”, demikian apa yang telah dipaparkah Hawari dengan lugas dalam bukunya (halaman 15).

Hawari telah berhasil mengemas konsep pahlawan sejati dengan begitu menggugah. Konsep dan pembentukan pemikiran yang positif telah tergambar di dalamnya. Ia ingin menunjukkan bahwa siapapun mampu menjadi pahlawan sejati selama berani untuk berpikir besar dan menghadapi proses yang terjadi dalam hidupnya. Jadi, semua tergantung bagaimana cara berpikir kita dan bagaimana kita mengupayakannya. Maka, buku ini penting untuk dibaca bagi Anda yang ingin menjelma maenjadi pahlawan sejati dalam kehidupan. Selamat membaca!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun