Â
Pulang kampung kali ini memang kami sudah berencana untuk menghabiskan seminggu cuti lebaran di tempat kelahiran suami, kota sejuta bunga yang punya candi Borobudur yang terkenal di seluruh dunia.Â
Karena kami sekeluarga naik kendaraan umum, otomatis bisanya ya tidur atau makan di dalam bis. Apalagi tahu sendiri pulang lebaran bersama anak-anak itu memang sesuatu. Tapi alhamdulillah perjalanan lancar dan anak-anak tidak riweh walau perjalanan lama. Ya mungkin kecapekan saja bosan wajar, tapi mereka mengerti karena lagi dalam perjalanan ya mau tidak mau harus dinikmati.
Tapi sebelum kami sampai ke kota tujuan, tiba-tiba Suami diberi kabar kalau Eyang meninggal. Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun. Padahal sudah lama tidak bertemu Eyang. Sepanjang perjalanan kami berdoa dan berharap untuk cepat sampai rumah. Soalnya Ibu mertua saya memang tinggal berdua sama Eyang. Kan kasihan dia pasti beliau bingung harus bagaimana. Sedangkan keluarga anaknya jauh semua tinggalnya.Â
Di bis sempat tanya sama suami, butuh uang tunai tidak ya? Tapi di sekitar rumah tidak ada ATM karena harus ke kota dulu. Suami juga mikir bagaimana ya enaknya. Cuma mengingat kami membawa anak kecil dan ini dini hari, akhirnya memutuskan untuk sampai rumah dulu.
"Piye ya, Mih? Kita pakai THR kita untuk Eyang saja tidak apa-apa?"
"Ya iya tidak apa-apa. Adanya juga cuma itu, Pih"
"Iya".
Setibanya di rumah, Ibu bersama para tetangga yang datang ke rumah. Alhamdulillah ini saya senangnya kalau tinggal di desa, semua guyub. Padahal ini sekitar jam setengah dua pagi, tapi tetangga banyak yang membantu untuk membuat proses mengurus jenazah lebih mudah. Untungnya lagi anak-anak mau langsung tidur kembali, jadi saya dan suami bisa konsen untuk mengatur prosesnya.
Karena tidak memiliki uang tunai yang cukup, suami bertanya pada salah satu ustaz yang datang membantu di rumah di mana tempat ATM terdekat. Karena setahu suami kalau mau ambil uang tunai harus ke  kota dulu. Ternyata benar, di dekat sini tidak ada ATM. Duh gimana ya?
Agen BRILink Memudahkan Saya Tarik Tunai Jam 2 Pagi!
Tapi pak Ustaz bilang kalau di sini ada agen BRILink kalau mau tarik tunai lebih baik ke beliau saja. Akhirnya kami datangi rumah Pak Kaslan yang menjadi agen BRILink saat itu juga. Untungnya Pak Kaslan ternyata sudah bangun karena jadi panitia sholat Idul Fitri. Karena tahu kami sedang kemalangan, dengan sigap beliau langsung mengambil mesin EDCnya dan menanyakan mau ambil tunai berapa.Â