Mohon tunggu...
Adi NN
Adi NN Mohon Tunggu... profesional -

Melihat Dan Menulis Dari Sisi Lain

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selalu Ada Di Hati

23 Desember 2011   05:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memamndang kosong ke atas, peluh ini semakin terasa, mengingat kembali apa yang terjadi, entah berapa tahun saat bersama denganmu Ibu. Terngiang dengan jelas betapa sabarnya memberi nasehat, meluruskan apa yang seharusnya lurus memberi terang dan begitu sulit melukiskan semua keindahan itu.

Brakk!!! kecelakaan itu yang membuat antara ada dan tiada bagi saya, entah berapa jam saya tak sadarkan diri, dan ketika samar kudengar lantunan ayat suci dari suara yang sering saya dengar setiap hari, suara yang selalu meninabobokan aku... yah antara sadar dan tidak sadar kubuka mata ku, nampak diantara tiang penyangga Infus itu Ibu mengaji sambil memegang tanganku oohh selalu ada di ketidak berdayaanku. Ketika setiap malam aku terbangun kamu tertidur sambil duduk dan ohh, tasbih kecil hitam masih ditanganmu, betapa doa mu selalu ada di setiap detik . Aku mulai sehat, aku mulai bisa berjalan, dan dengan sabarnya selalu menghantarku melakukan terapy itu, Ibu tidak ingin saya menjadi seorang yang mempunya kekurangan dalam hal apapun, dan diantara peralatan medis itu selalu setia menungguku, mendoakan aku sampai aku seperti sediakala.

Lalu, ketika kangker mulai menggrogoti ketegaran Ibu, diantara sakit itu, diantara ketidakberdayaan itu dan diantara jarum serta alat medis lainya, Ibu selalu tegar, tegar dan tak mau kelihatan bahwa Ibu sakit walaupun saya sangat takut, takut akan hal hal yang tidak baik denganmu. Dan ketika saat terakhirmu Ibu, saat Tuhan memanggilmu, sempet bercerita tentang baiknya kerukunan antara keluarga kita, tentang indahnya hidup tenang, dan nasehat nasehat yang kuingat hingga kini, saat hembusan nafas terakhirmu pun tetap tersenyum dengan sangat indah.

Kini semua terlewati, Ibu sudah tenang di sana, semua sudah berlalu dengan indah kenangan itu, dan anakmupun tumbuh menjadi pribadi pribadi yang kuat, yang Ibu tanamkan adalah kesederhanaan akan membawa makna tersendiri, bahwa kerendahan hati adalah utama, dan bahwa memberi adalah jauh lebih baik dan sangat indah, tak ada yang perlu kita ragukan Ibu selalu ada dihati, tidak terpatok dengan tanggal dan perayaan , dan kasihmu tetap sepanjang jalan, saya meyakini bahwa doa dan harapan Ibu tercapai... Semoga ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun