Indah itu menawan, lari kesana kesini, mungil tak pernah ada kata capai, semua terpukau ketika melihatmu, rasa kagum anggunmu, warna kulitmu semua terkesima dengan keceriaanmu. Namun kamu sekarang hidup bukan didunia yang kamu ingini, dunia yang tidak kamu kehendaki, kamu terbebani bebas kurungan, kamu bebas di dalam sangkar terpenjara, tersandra semua kebebasan dan keceriaan itu.
Selalu saja kamu tidak bisa memilih masa depan kamu, kamu adalah hidup dalam bayang bayang orang lain, hanya menunggu tuanmu menentukan arah, tanpa memperdulikan kondisi kamu, tanpa memperdulikan siapa kamu, dan kamu hanya memburu bahagia sesaat, yang kapan waktunya tersadar dipastikan akan menyesali semua.
Nemo.. kamu kelihatan murung, kamu dilema, dilanda masalah yang mestinya diselesaikan secra baik baik, justru karena masalah itu samar dan hanya mengiktui emosi saja, kamu membawa beban, beban yang sangat berat, yang tak mungkin akan hilang dan akan kamu bawa selamanya, terkadang kamu berusaha melalaikan, namu ... tak akan bisa dan tak pernah bisa, karena semua ada pada kamu. Nemo ga semudah itu kamu menyelesaikannya, ketika sebuah persoalan tak berujung .
Nemo, kamu pengen terbang bebas dan tinggi, tapi kamu tidak bisa, kamu terbatas, sekali lagi terbatas pada tuanmu, ketika ada yang akan membawa terbang, kamu tak menangkap pesan itu. Lukamu akan kamu bawa terus nemo, sampai tuan tuanmu bahagia dan kamupun menyesalinya.
Nemo... kamu harus bertanggung jawab dengan masa depan kamu, yang kamu remehkan, yang kamu sepelekan, dan itu semua adalah kamu nemo.... Semoga kamu tahu nemo, bahwa kebaikan itu akan ada, bukan di tuanmu .... semoga!!!
Catatan harian sang petualang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI