Mohon tunggu...
Theresia Deborah Pardede
Theresia Deborah Pardede Mohon Tunggu... Guru - Echa. Penggemar anak²...

aku ECA

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

KBT

24 Oktober 2019   00:17 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:23 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mencoba mengalihkan pandanganku ke arah barisan pohon-pohon yang seakan berlari mundur. Sebenarnya aku sedang mengalihkan perhatianku dari rasa lapar yang tiba-tiba datang. Ya, mobil yang sedang kutumpangi tak akan peduli dengan perutku, begitupun dengan mbak-mbak di sampingku yang dari tadi mengunyah seakan mengejekku.

Kuteruskan menatap pohon-pohon itu, lumayan berhasil aku melupakan sejenak tentang perutku. katanya melihat warna hijau membuat mata segar, dan benar, aku sangat menikmatinya. Tapi ternyata pohon-pohon itu hanya berhasil dengan mataku, mereka tidak bertahan lama mengalihkan pikiranku dari perutku. Kucoba cara lain, kurasa akan berhasil dengan menulis.

Ya, menulis adalah caraku meluapkan semua yang kurasakan, aku tak membawa catatan, jadi kuputuskan untuk menuliskannya di sini.

Sebenarnya ini sedikit memalukanku, dimana aku, seorang perempuan, yang dengan keras kepala menuntut kejelasan. Seorang perempuan yang seharusnya menunggu, tapi malah terkesan memaksa.

Perjalanan Siantar-Medan, ahh, kau pasti tau sangat menyenangkan menghabiskan hari bersama orang yang kau sayang. Apapun yang kalian lakukan, asal bersama, rasa bosan akan enggan datang. Aku mencoba menikmati setiap detiknya, menggenggam tangannya setiap kali ada kesempatan, dan yang menjadi favoritku, saat dia merangkulku di tempat umum

Saatnya pulang, perjalanan Medan-Siantar. Ahh, sebentar lagi kami akan berpisah, untuk pertama kalinya aku tidak suka dengan jalan tol, itu hanya mempersingkat waktuku dengannya. Dan benar, kira-kira 2 jam kemudian, kami sampai di Siantar, makan sejenak, kemudian lanjut jalan. Waktuku dengannya malam itu benar-benar sedikit lagi, hingga aku teringat sesuatu, dia berjanji menceritakan sesuatu.

Dan aku dengan keras kepala, menuntutnya untuk bercerita, bahkan dengan sedikit ancaman, "Gausah cakapin aku kalo gak mau cerita!" Haha, ternyata aku sangat pemaksa Dan semuanya dimulai dari situ, dengan sedikit enggan dia mencoba memulai obrolan.

Dari ekspresinya, aku tahu susah untuknya menjelaskan. Tapi lagi-lagi rasa penasaranku membuatku tega membiarkannya melanjutkan ceritanya. Kudengar dia bercerita, kutunggu, sedikit demi sedikit, sesekali kusela, ada sedikit keraguanku dengan ceritanya, "Apa iya dia serapuh ini?" 

Aku terlalu PD selama ini, kukira aku sudah tau semua cerita tentangnya, "ternyata aku belum mengenal laki-laki ini" gumamku dalam hati. Saat mendengarnya, ingin aku menyudahinya, memeluknya, tapi kuurungkan niatku, keegoisanku lagi-lagi menang, aku belum mendapatkan jawabannya dan aku harus mendapatkan jawaban atas pertanyaanku malam ini!! aku sudah putuskan bahwa sebelum kembali bekerja, aku harus sudah membuat keputusan, lanjut atau pergi. Apa susahnya pergi? toh selama ini aku bisa sendiri, pikirku.

Biar kejelaskan sedikit tentangku, aku sering mendengarkan dari orang-orang sekitarku tentang bagaimana aku menurut mereka, aku adalah perempuan cuek, yang kurang peka dengan sekitar, keras kepala, egois dan gengsian.

Mungkin semua itu benar, hanya ada yang mereka tidak ketahui tentangku, aku bisa sangat peduli melebihi siapapun, tapi orang-orang berpikir aku tidak mau tau, kamu tahu masalahnya dimana? aku adalah perempuan yang sangat susah mengekspresikan apa yang kurasa, susah untuk mengungkapkan rasa simpatikku, hal ini yang membuat orang-orang sering salah paham denganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun