Aku bukan jenis gadis labil dalam berhubungan. Bukan, Aku tidak akan menjadi super manis ke arahmu satu malam dan kemudian bertindak seperti aku tidak peduli berikutnya. Bukan, ketika semuanya berjalan dengan baik tapi tiba-tiba aku histeris karena aku takut terlalu rumit. Aku tidak akan menerima teks "Selamat pagi"
sebagai sebuah bentuk usaha. Aku tidak akan menerima bahwa asmara layu atau bahwa ada orang yang tidak sepenuhnya komit lagi. Mungkin itu mati bagi mereka yang setengah-setengah, yang tidak tahu bagaimana cinta atau komitmen terdengar dan terasa.
Terimakasih Mengajakku Berteduh Kala Hujan Itu Jatuh
Dia adalah salah satu yang kehadirannya tidak sengaja menuntut perhatian saya.Ā Dia mengalihkan perhatian saya dengan pikirannya, dengan kebahagiaannya, dengan senyumnya.
Terimakasih Selalu Pasang Badan Tanpa Kupinta
Mendapatiku mendelik ngeri ketika hujan mulai mengajak rekan-rekannya mengunjungi bumi, kau segera mengerti ketakutanku terhadap petir. walau karena gengsi aku tak mengakuinya, kau tidak keberatan pasang badan untuk melindungiku, menjadi dinding yang menghalangi kilatan-kilatan itu dari pandanganku. Menangkupiku, mengharuskan kita saling berhadapan sedekat ini, ya badanmu yang besar mampu melakukannya tanpa sedikitpun kita bersentuhan, membuatku merasa berharga. Saat itu kau ceritakan semua tentangmu yang belum pernah kudengar sebelumnya, dengan senang hati aku memasang telinga, sama sekali tidak ada niatan untuk menghentikan pembicaraanmu.
Terimakasih Untuk Gesture Yang Tidak Berlebihan
Terimakasih Memperlakukanku Layaknya Perempuan
Sedikit merasa aneh ketika kau memperlakukanku seperti tokoh perempuan dalam novel yang pernah diperlakukan oleh kekasihnya. Sering aku ingin memperingatkanmu bahwa aku adalah kakak dari tiga orang adik, aku selalu diajarkan mandiri, Kata manja sangat jauh dariku. Aku juga tidak pernah diperlakukan bak seorang putri oleh yang sebelumnya. Alih-alih menggerutu, kau malah memegang tas ku dan sedikit membungkuk ketika aku kesulitan menaiki sepeda motormu.Ā
Terimakasih Menyayangiku Sesederhana ini
Untuk yang terakhir ini, aku sungguh-sungguh berterimakasih. Mengencanimu bukan akhir dari kebebasan, justru awal dari kebebasanku, kau selalu memberiku ruang untuk bernafas. Bahkan aku sering lupa memiliki seseorang yang di hadapannya aku harus menjaga sikap. hahaha. untukmu yang tidak banyak menuntut, aku bebas menjadi diriku sendiri, membuatku tidak perlu takut menunjukkan siapa diriku yang sesungguhnya, karena bukannya memilih pergi, kau justru terang-terangan mengingatkan jika aku salah, entah bagaimana caramu menyampaikan hingga kritikanmu tidak pernah menyakitiku.
Ā Iya, di hadapanmu aku berani menunjukkan "keaslianku", tidak perlu "kepalsuan" untuk membuatmu selalu betah bersamaku. Bukankah pada yang "disengaja lebih" hanya akan menyisakan "ilusi"? Itu kenapa aku juga memberimu ruang untuk melihat yang "lebih", karena ku percaya kau akan merindukan "keaslian" ini. hihihi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H