Siapa yang tak kenal dengan dinasti Mamalik. Rasanya semua tau bahwa Dinasti besar di Mesir ini berdiri dengan sangat fenomal dan bersejarah. Yang sangat membekas adalah bahwa mereka berasal dari kaum budak belian. Mamalik merupakan jamak dari mamluk yang berarti budak.
Awal berdirinya kekuasaan mereka diraih melalui konspirasi politik yang kontrofersial dan penuh dengan konflik berdarah, namun dinasti ini mampu bertahan cukup lama di Mesir. Kaum mamalik merupakan kaum yang berasal dari budak belian dari Kaukasus yang terletak di perbatasan Rusia dan Turki.
Karena itulah mereka memiliki pertimbangan untuk direkrut kedalam dalam pasukan militer. Dinasti Mamalik berasal dari dinasti Ayyubiyah yang dipimpin oleh Malikus-Saleh dan nantinya akan digantikan dengan Turansyah. Namun, Turansyah ternyata tidak disukai oleh kaum Mamalik yang akhirnya dibawah pimpinan Baybars dan Aybak dibantu dengan mantan istri dari Malikus-Saleh membunuh Turansyah untuk digantikan oleh Aybak sebagai sultan pertama dinasti Mamalik.
Hal yang menarik dari dinasti ini adalah mereka tidak menerapkan sistem monarki, yang mana orang-orang militer yang kuat dan menonjol akan berhak menjabat menjadi sultan selanjutnya. Dinasti Mamalik ini tumbuh berdampingan dengan dinasti Abasiyyah, yang walaupun begitu tidak terjadi gesekan karena telah memahami wewenangnya masing-masing.
Baybars menjadi sultan termasyhur karena kebijakannya yang mampu membawa dinasti Mamalik kepada zaman emas. Kaum Mamalik mampu menjalin kerjasama, bahkan dengan kaum Mongol dan Bangsa Sisillia. Peradaban dan perekonomian kaum ini tidak dapat diremehkan, karena bani Abasiyyah juga menganggap mereka sebagai penyelamat yang telah berkontribusi dalam membangun dinasti Abasiyyah kembali.
Model diplomasi yang dilakukan oleh kaum Mamalik ini terbilang unik, dengan meningkatkan kekuatan militer sehingga mereka memilikintitas dan ciri khas saat itu. Diplomasi yang dibangun oleh kaum-kaum yang memiliki kekuatan militer membuatnya tidak dapat diremehkan sebagai dinasti baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H