Sudut Lain di Balik Sibuknya Kota Bangkok
Satu kota sibuk dengan lalu lalang yang tak pernah diam, Bangkok dengan citra indahnya sebagai salah satu kota yang wajib dikunjungi. Semua orang berjalan cepat seolah-olah sedang mengejar sesuatu. Pada tanggal 9 Oktober kemarin, saya diberi kesempatan lebih untuk ikut merasakan suasanya kota tersebut. Setelah beberapa acara dan kegiatan saya lalui dan tibalah hari terakhir yang kami sisakan khusus untuk berburu oleh-oleh dan merasakan ramainya trotoar pasar dibawah gemerlap lampu.
Turis berbagai negara berlalu-lalang, sibuk tawar menawar. Asyik berbaur dengan kerumunan, smartphone teman saya yang kebetulan diatur sedemikian rupa dengan suara adzan tepat waktu-pun berbunyi. Seolah tersadar, kami segera membuka maps dan mencari masjid terdekat untuk kemudian menunaikan ibadah sholat maghrib. "Ada nih, 1,5 km. Lumayan kalo jalan kaki 15 menit dari sini."
Kami putuskan untuk menuju masjid tersebut. Namun, setelah mengikuti arah yang ditunjukkan google maps --yang hanya perlu berjalan lurus, alangkah kagetnya kami mendapati tembok dengan semak menulang, serta kendaraan usang yang terparkir, dilengkapi dengan lampu disudutnya yang berkedip-kedip. Horror sekali pikirku.
Kami berdiam sejenak, bingung untuk melanjutkan perjalanan mencari masjid tersebut. "Padahal 2 menit lagi, tinggal lurus aja. Tapi kemana?" Kami berdiam cukup lama, duduk dipinggir jalan. Tak lama berselang, teman kami yang sudah kesana terlebih dahulu menghampiri dan menunjukkan jalan. Alangkah kagetnya kami, ternyata disudutnya terdapat jalan setapak kecil, menuju sudut lain yang disebutkan maps sebagai masjid.
Aduhai, tertohok hati ini melihat ruangan 4x3 yang lebih seperti rumah itu dijadikan tempat beribadah. Lengkap dengan mukenah, sajadah, dan belasan Al-Quran yang tertata rapi. Usut punya usut. Ternyata yang mengurusnya hanyalah seorang wanita paruh baya yang bernama Shofia dengan seorang anak kecil yang sudah yatim piatu bernama Haris. Wajah mereka sumringah ketika kami datang untuk meminta izin beribadah disana. Mereka bertutur dengan bahasa Inggris ala kadar lengkap dengan logat Thailandnya bahwa orang disana sibuk, mungkin mereka tidak sempat untuk sekedar mampir kerumah ibadah, terutama dengan tempat yang tidak menarik.
Alangkah malunya diri ini mendengar ucapan seperti itu. Mengingat kami juga baru mampir untuk sholat maghrib sekalian merangkap sholat sebelumnya. Ya Allah, kami lupa bahwa nikmatmu sebenarnya teramat banyak, bahkan untuk berbagi dikala sempit-pun Kau yakinkan akan digantikan dengan sesuatu yang nilainya tak terhingga.
Dibalik sibuknya kota metropolitan Bangkok, selain memang karena mayoritas penduduknya  memluk agama yang bukan Islam, ternyata masih ada segelintir orang yang peduli, bahwa ibadah itu penting.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI