Predikat batubara sebagai primadona komoditas mineral Indonesia rupanya telah bergeser semenjak hadirnya mineral terbaru bernama nikel. Kini, nikel adalah primadona Indonesia yang kian melejit. Tak hanya pamornya saja, namun harganya sebagai komoditas yang membikin tercengang. Inilah sederet fakta mengenai nikel adalah primadona Indonesia yang terbaru.Â
1. Nikel Jenis I dan II
Nikel yang merupakan salah satu logam hasil tambang untuk berbagai keperluan sehari-hari ini rupanya memiliki dua jenis. Di pasar, jenis nikel dikenal dengan Nikel Kelas I dan Nikel Kelas II. Untuk Nikel Kelas II yakni NPI dan Feronikel (FeNi) banyak digunakan untuk pembuatan stainless steel. Sedangkan Nikel Kelas I yakni Nickel-Matte (Ni Matte) dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) seringkali digunakan untuk produk lain seperti bahan baku baterai mobil listrik.Â
2. Sumber Daya Bijih Nikel yang Melimpah di Indonesia
Berdasarkan data pemetaan Badan Geologi pada Juli 2020, Indonesia memiliki sumber daya bijih nikel yang melimpah. Sebanyak 11.887 juta ton dan cadangan bijih sebesar 4.346 juta ton nikel bercokol di Indonesia. Sedangkan untuk total sumber daya logam mencapai 174 juta ton dan 68 juta ton cadangan logam.Â
3. Indonesia Berkontribusi 27% dari Total Produksi Nikel Global
Menurut data Badan Geologi, area wilayah di Indonesia yang berpotensi memiliki cadangan nikel tinggi adalah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Dengan area sebaran yang luas, Indonesia menjadi salah satu produsen nikel terbesar di dunia dengan menyumbang 27% dari total produksi global.Â
4. Sempat Menggemparkan Pasar Global dengan Menghentikan Ekspor Bijih Nikel
Selain nikel adalah primadona Indonesia, mineral yang satu ini merupakan bahan baku utama dari baterai mobil listrik yang merupakan bisnis kemilau di masa depan bagi pasar global sekaligus Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki cadangan nikel tertinggi di dunia. Oleh sebab itu, pemerintah yang awalnya merencanakan penghentian ekspor bijih nikel di tahun 2022, rupanya diresmikan efektif per 1 Januari 2020. Akibat dari ini, harga nikel di bursa LME (London Metal Exchange) bergeliat liar. Pada waktu itu, harga nikel di LME naik dari US$12.000/ton menjadi US$18.000/ton atau naik sekitar 50%.
5. Penghentian Ekspor Bijih Nikel Indonesia Menimbulkan Kontroversi Hingga ke WTO
Kebijakan untuk menghentikan ekspor bijih nikel Indonesia menimbulkan pro dan kontra. Uni Eropa yang bergantung pada pasokan nikel dari Indonesia langsung menggugat masalah ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Padahal, Indonesia selama ini mengekspor nikelnya sebanyak 98% ke China, lalu sisanya ke Uni Eropa (UE). Blok kerjasama ekonomi Benua Biru tersebut merasa dirugikan dengan kebijakan pemerintah RI.Â