"Merdeka atau Mati!"
3 kata itu yang teringat dalam benakku saat seseorang menyebut nama Bung Tomo. Bung Tomo dengan orasi-orasinya yang bisa membangkitkan semangat rakyat untuk melawan penjajah, membuat dirinya menjadi idola para mahasiswa pada masa itu dan membuat dirinya dikenang hingga sekarang. aku benar-benar menyukai semangat juang beliau, walaupun beliau lahir dari keluarga pas-pasan dan hidup susah, semangat belajar beliau sangat tinggi, beliau menamatkan sekolah tingkat dasar di Hollandsch Inlandsch School dan beliau harus drop out saat melanjutkan sekolahnya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) karena orang tuanya tidak sanggup lagi untuk membiayai Bung Tomo. Meski begitu beliau tetap semangat untuk terus belajar dan orang tua Bung Tomo pun berusaha keras agar Bung Tomo dapat melanjutkan sekolahnya kembali. akhirnya Bung Tomo melanjutkan sekolahnya di Hogere Burger School. setelah kemerdekaan, di umurnya yang ke 39 tahun, beliau baru memulai kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. namun sayangnya beliau belum sempat lulus kuliah, karena beliau meninggal saat wukuf di arafah pada 7 Oktober 1981. "Toga tak pernah tersemat di kepala Bung Tomo" (TEMPO).
Semangat nya beliau lah yang benar-benar menginspirasi ku, dari beliau aku bisa belajar bahwa keadaan bukan alasan kita untuk berhenti belajar. bahwa kita harus tetap semangat dikeadaan yang sesulit apapun, karena jalan keluar itu pasti ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H