Dengan kemunculan corona virus yang berasal dari negara cina pada awal kemunculannya di tahun 2019 di negara china pada kota wuhan. Virus ini amat merusak dan mematikan kehidupan manusia yang hidup pada muka bumi. Dengan adanya virus tersebut kegiatan di berbagai dunia terhambat dan keadaannya parah di berbagai penjuru dunia. Virusnya mematikan dan merusak sistem kekebalan dan imunitas tubuh manusia yang diserang mulai dari awal pernafasan.
Pada setiap kota yang ada dindonesia hampir 50% atau sekitar 2,0 juta dari 5,0 juta masuk pada orang yang berlaku buruk kesehatannya dan menurun drastis sehingga menjadikan imunitas lemah. Banyak orang yang kena imbas dan dari penyebaran serta penularan virus corona. Diperkirakan 2.000.000 orang yang berada di indonesia yang kena dampak dari pandemi ialah orang yang garis kehidupannya berupa kalangan tengah dan ekonomi bawah.Â
Banyaknya angka yang di sebut bahwa 2.000.000 orang yang berada pada ekonomi rawan mengakibatkan ekonomi lemah dan tidak berkualitas. Cara mencari nafkah pun berubah, dengan adanya pandemi covid 19 maka banyak pabrik, perkantoran dan sektor ekonomi yang terpaksa memberhentikan karyawan atau pekerjanya dari jabatan karena banyak yang disebabkan kerusakan oleh corona terutama harga nilai uang dan pengembangan ekonomi yang disampaikan pada masyarakat.
Dengan adanya rakyat ekonomi tengah ke bawah maka akan mempersulit indonesia untuk maju dan berkembang. Jangankan untuk maju dan berklembang, untuk bangkit pun akan susah di lakukan negara indonesia karena berbagai aset atau kekayaan yang dimiliki sebelumnya telah habis dan punah di pakai untuk pengobatan dan penangkis kehidupan yang ada di saat corona datang menyerang. Pada keadaan yang berlangsung mulai dari awal tahun 2020 tepatnya bulan maret 2020, maka banyak warga indonesia yang terkena dampak dan terancam masuk dalam kategori miskin dan kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi, keluarga dan bertahan hidup di dalam masyarakat yang perekonomian serba susah dan kian hari terasa kian mencekik.
Pemerintah juga kewalahan dalam menghadapi ekonomi yang kadang naik turun dan tak kunjung stabil. Ini juga di karenakan ekonomi tak normal akibat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar yang tak kunjung reda dan terus menerus di perpanjang dari minggu ke minggu. Pembatasan sosial berskala besar ini juga menyebabkan akibat yang amat buruk bagi ekonomi rakyat dan pemerintah harus ekstra kuat, keras dan giat memutar otak untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi agar tak ada lagi warga masyarakat indonesia yang masuk dan berada dalam lingkar garis kemiskinan.Â
Demi menaikkan ekonomi rakyat yang terus merosot karena banyak pemutusan hubungan kerja dari berbagai perusahaan, maka banyak dilakukan cara agar anak muda serta masyarakat indonesia bisa menghasilkan uang selama di berlakukan kegiatan pembatasan sosial berskala besar yang tak kunjung usai dari minggu ke minggu.
Cara yang dilakukan pemerintah untuk menaikkan pendapatan warga indonesia selama masa pembatasan sosial berskala besar ialah dengan aturan belanja secara online yang aturannya tak ribet, tak repot dan jelas langsung anggaran yang dipasang, jika seseorang ingin sebuah barang itu, maka ia akan membeli dan begitu kebalikannya. Dengan pemberlakuan seperti itu juga bisa di pakai pengusaha kuliner, uang akan datang dan pajak akan tetap di terima pemerintah, untuk sumbangan yang bisa membuat uang di alirkan pada masyarakat jua.
Apalagi saat ini masuk varian kasus korona yang baru salah satunya adalah omicrom, membuat pemerintah harus leboh waspada untuk melindungi warga.Walaupun pemerintah masih sering inkosisten terhadap kebijakan PPKM ini, akan tetapi semoga PPKM ini selain menyelematkan kesehatan masyarakat tapi juga bisa menyelematkan ekonomi masyarakat dengan sedikit ditambah penyesuaian di setiap daerahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H