Mohon tunggu...
Ebsanroy Yatule
Ebsanroy Yatule Mohon Tunggu... profesional -

rock n roll like rocks, adventurer, living the dream by faith...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak-anak Pengamen Bogor 7 Tahun Lalu Gimana Kabarnya Kini?

24 September 2012   10:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:48 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13484354601873024719

[caption id="attachment_214124" align="aligncenter" width="597" caption="Berfoto bersama anak-anak pengamen di sekitar tugu kujang bogor(2007)"][/caption]

Ketika membuka folder foto-foto beberapa tahun lalu saya mendapatkan satu foto yang menarik perhatian saya. Setelah diperhatikan dengan saksama ternyata merupakan foto bersama anak-anak pengamen jalanan yang di ambil pada sekitar tahun 2007 di kota bogor tepatnya di sekitar Tugu kujang. Ketika itu pertama kali mengunjungi kota bogor sebelum menuju bandung untuk mengikuti pertemuan Ilmiah Tahuan Ahli Geologi Indonesia. Pada saat itu saya masih kuliah di kota makassar Sulawesi selatan.

Sebagai orang yang baru pertama kali mengunjungi kota Bogor rasanya belum lengkap kalau belum berfoto di Tugu Kujang yang menjadi penciri kota hujan tersebut. Bersama sahabat saya, ketika melihat anak-anak jalanan yang banyak mengamen di sekitar tugu kujang, tergerak untuk mengajak mereka berbincang-bincang sambil membagikan permen dan snack yang masih ada dalam tas backpack saya.

Pertanyaan standar ketika saya bertemu anak-anak jalanan manapun yaitu apakah mereka masih bersekolah, tinggal di mana, dan berbagai hal yang membuat mereka antusias berbicara. Dari perbincangan singkat tersebut saya mengetahui bahwa sebagian besar dari mereka memang bersekolah, namun ada yang juga yang sudh putus sekolah. Beberapa dari mereka ada yang kelas 1 SMP, kelas 6 SD, kelas 5, dan juga kelas 4. Beberapa dari mereka yang putus sekolah alasannya karena tidak ada biaya, ada pula yang mengatakan malas disuruh belajar banyak PRnya dal lain sebagainya.

Meskipun setau saya pendidikan tingkat SD hinga SLTP sekarang sudah digratiskan oleh pemerintah namun saya dapat memahami alasan beberapa dari mereka. Bukan berarti saya sepakat mereka harus putus sekolah, malah saya memotivasi mereka untuk tetap semangat bersekolah walaupun kondisinya susah. Latar belakang pendidikan orang tua, kondisi perekonomian yang pas-pasan, lingkungan mereka bertumbuh merupakan andil besar mengapa beberapa dari mereka ada yang putus sekolah. Misalnya beberapa kasus yang saya pernah temukan di kota Makassar, anak-anak yang putus sekolah meskipun sebenarnya mereka masih mampu untuk sekolah anmun orang tua mereka menyuruh berhenti bersekolah saja untuk membantu  bekerja ada yang di pasar maupun sebagai pengamen. Jadi sebenarnya yang menjadi penghambat pendidikan mereka adalah orang tuanya yang belum begitu menyadari betapa pentingnya pendidikan itu karena merekapun tidak berpendidikan.

Kembali lagi ke anak-anak pengamen tersebut, ada hal yang menarik ketika saya bertanya apa yang menjadi cita-cita mereka. Ada yang bercita-cita ingin jadi polisi supaya bisa menangkap para koruptor, ada yang bercita-cita menjadi artis, ada pula yang bercita-cita menjadi pejabat pemerintah dan lain sebagainya. Ternyata meskipun mereka hidup di jalan setidaknya mereka tetap memiliki cita-cita dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Ketika melihat ekpresi mereka dalam foto di atas terlihat mereka sangat menikmati masa kanak mereka di tengah hiruk-pikuk kepadatan dan sumpeknya jalanan kota bogor yang dipenuhi angkot. Merka tetap bercanda dan bermain satu sama lain, meskipun mainan mereka adalah lompat-lompatan naik dan turun mengejar angkot yang berpenumpang banyak, kadang berlarian ditengah jalan seakan-akan tidk menghiraukan bahaya jika tertabrak kendaraan.

Setelah 7 tahun berlalu, bagaimanakah kabar anak-anak tersebut? Apakah mereka masih tetap jadi pengamen jalanan ataukah mereka sekarang sudah rajin bersekolah? Jika mereka rajin bersekolah tentunya sekrang mereka sudah di bangu SMU malah sebagian sudah lulus SMU. Atau malah sebaliknya, kerasnya kehidupan jalanan telah membuyarkan cita-cita mereka? Saya berdoa mereka semua mendapatkan apa yang menjadi cita-citanya.

Sejak akhir 2010 yang lalu saya sudah menetap di kota Bogor dan seringkali melewati tugu kujang namun saya tidak mengenali satupun yang pernah berfoto bersama saya pada waktu itu. Ataukah mungkin juga mereka sudah lebih besar sekarang sehingga saya tidak mengenali lagi ataukah memang mereka sudah tidak menjadi pengamen jalanan lagi. Namun generasi penerus pengamen anak-anak terus bermunculan dan hingga saat ini masih banyak dijumpai anak-anak yang mengamen di tugu kujang dan yang bergelantungan mengamen pada  angkot di kota bogor.

Harus diakui saya belum banyak melakukan sesuatu untuk anak-anak jalanan, namun saya mengajak setiap kita untuk lebih peduli terhadap sesama yang kurang beruntung yang terpaksa hidup di jalanan apapun itu bentuknya, dan berharap pemerintah lebih serius lagi mengurusi anak-anak negeri ini terutama anak indonesia yang masih hidup di jalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun