Mohon tunggu...
Ebenezer Sembiring
Ebenezer Sembiring Mohon Tunggu... profesional -

Mendedikasikan diri melayani masyarakat oleh KasihNya lewat pelayanan media, olah raga, dan dunia usaha. Landasannya : 1Korintus 9 : 20-22

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kronologis Ditemukannya 14 Korban Tewas dan Perjuangan Membantu yang Masih Hidup

4 Februari 2014   13:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 1927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13915024431067870382

[caption id="attachment_320355" align="aligncenter" width="620" caption="Tim SAR memasuki zona bahaya untuk mencari korban luncuran awan panas letusan Gunung Sinabung di Karo Sumatera Utara 2 Februari 2014. (KOMPAS.com/ ATAR)"][/caption]

Bertepatan saat terjadinya erupsi yang merenggut 14 korban tewas di sekitar Desa Suka Meriah lereng Sinabung Sabtu tanggal 1 Februari 2014, Penulis terlibat dan bersinggungan secara langsung dengan proses penemuan dan evakuasi.

Jam-jam yang dilalui penulis pada hari tersebut sangat padat dengan kegiatan dan perjalanan yang melewati titik bahaya di lereng Sinabung. Karena perjalanan Penulis setiap hari dari Desa Batukarang yang sebagian warganya sudah mengungsi, menuju Kabanjahe harus melewati beberapa desa yang sudah kosong karena terlalu dekat dengan kawah Sinabung.

Pukul 08.30 Wib Penulis berangkat dari Desa Batukarang untuk mengantarkan putri sulung (Gita Charmeline Sembiring) ke sekolahnya di Kota Kabanjahe. Ini rutinitas harian dengan naik motor bebek. Penuh resiko dan kadang-kadang sangat mencekam. Kadang monik menagis sambil berdoa di belakang saat melewati jalanan berlumpur yang licin dibayangi erupsi tiada henti dari puncak Sinabung di sisi jalan.

Dalam perjalanan, Penulis yang  juga ikut dalam Bantuan Komunikasi (Bankom) untuk Tanggap Darurat  Erupsi Sinabung sekaligus chek in dan melaporkan: "Situasi lalin dari Uruk 41 (sandy Desa Batukarang) menuju Kabanjahe lancar dan negatif hujan debu. Cuaca cerah sedikit berawan. Bankom 9 melaporkan. Izin mendahului 10-23."

Perjalanan dilanjutkan menghadiri sebuah undangan di Kabanjahe.

Kira-kira Pukul 10.30 WIB penulis ditelepon oleh Kepala Desa Batukarang Roin Andreas Bangun saat penulis sedang menghadiri syukuran 1 tahun ASAP (Aron Sukses Adi Persada) di Jln Upah Tendi Sebayang Kabanjahe. Karena suara sepeaker yang sangat keras, suara Kepdes tidak bisa ditangkap penulis dengan jelas dan komunikasi terputus.

Untuk memastikan keperluan Kepala Desa, penulis keluar tempat acara dan menelpon ulang, sambil melayangkan pemandangan ke arah gunung Sinabung yang ternyata sudah Gelap ditutup asap tebal. Panggilan gagal karena jalur sibuk. Langit Kabanjahe mulai  mendung tiba-tiba. Tapi bukan awan air.

Menduga ada yang tidak beres, penulis kemudian mengaktifkan HT dan memanggil Posko Pusat lewat radio untuk  menanyakan situasi terakhir. Jawabannya adalah ada erupsi beberapa menit yang lalu yang suaranya cukup keras didengar dalam radius 8 Km ke arah Barat Daya dan Timur.

Penulis langsung menghubungi istri di Desa Batukarang yang melaporkan bahwa desa sedang gelap ditindih awan abu. Penulis perintahkan istri mengurung semua anak-anak di rumah dan membagikan masker kepada warga yang panik di sekitar rumah jika situasi mengijinkan.

Saat sibuk mengumpulkan informasi, tiba-tiba tempat acara juga diguyur hujan abu. Peserta yang tadinya ada di luar tenda, semua berkerumun ke bawah tenda acara dan masker langsung dibagikan panitia. Kabanjahe tiba-tiba berkabut ditutup abu, jarak pandang terganggu. Penulis memutuskan pulang lebih awal dan bermaksud segera  menjemput anak ke sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun